Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Mana Bahan Baku Uang Kertas dan Uang Logam Rupiah?

Kompas.com - 18/01/2017, 19:21 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KARAWANG, KOMPAS.com — Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) merupakan satu-satunya badan usaha milik negara (BUMN) yang berhak mencetak uang rupiah dan dokumen negara dengan tingkat keamanan yang tinggi.

Nah, mari kita menilik fakta di balik proses pembuatan dan pencetakan uang rupiah. Kompas.com berkesempatan melakukan kunjungan ke pusat produksi uang kertas dan uang logam Perum Peruri di Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/1/2017).

Di sana, dapat dilihat secara langsung proses pembuatan dan pencetakan uang kertas ataupun uang logam rupiah yang beredar saat ini.

Terkait bahan baku uang kertas ataupun logam, Perum Peruri menyatakan bahwa asalnya dari dalam negeri ataupun luar negeri.

Namun, Perum Peruri mengupayakan agar konten lokal dalam bahan baku uang kertas ataupun logam tetap mendominasi.

Direktur Utama Perum Peruri Prasetio menjelaskan, bahan baku uang kertas rupiah diperoleh Perum Peruri dari Bank Indonesia (BI) selaku pemesan uang.

Ia menyatakan, kebijakan pengadaan kertas untuk uang kertas rupiah berada di tangan bank sentral.

"Kertasnya dari BI. Kebijakan pengadaan kertas oleh BI, jadi kami dipasok ketersediaan kertas oleh BI," kata Prasetio di kawasan produksi Perum Peruri di Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/1/2017).

Mekanismenya, bank sentral membuka tender bagi beberapa vendor kertas uang. Kemudian, vendor yang memenangi tender akan memberikan sampel kertas. Kemudian, Perum Peruri akan melakukan serangkaian uji terhadap kertas tersebut.

Setelah uji dilakukan, maka kertas pun dipasok oleh BI, dan Perum Peruri memulai proses pencetakan uang.

Sementara itu, tinta uang merupakan produksi dalam negeri oleh Perum Peruri. Kertas yang digunakan sebagai bahan baku uang kertas harus sesuai kualitasnya dengan mesin pencetak uang. Pasalnya, bila kertasnya tidak sesuai, maka kapasitas produksi akan terganggu.

Adapun bahan baku pembuatan uang logam rupiah saat ini ada dua jenis. Pertama adalah NPS atau nickel plated steel, yang merupakan baja berlapis nikel.

Bahan baku NPS ini didatangkan dari luar negeri, dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan uang logam pecahan Rp 1.000.

Jenis kedua adalah aluminium yang berasal dari dalam negeri. Prasetio menerangkan, dalam pembuatan uang yang memerlukan tingkat keamanan tinggi, yang paling penting adalah kualitas.

Dengan demikian, komposisi bahan baku lokal ataupun impor tidak menjadi hal paling utama. "Misalnya kalau kualitas kertas tidak cocok dengan mesinnya, maka akan mengganggu produksi," tutur Prasetio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com