Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencadangan Kerugian Tak Selamanya Buruk bagi Perbankan

Kompas.com - 02/02/2017, 19:09 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2016 bukan merupakan tahun yang baik bagi perbankan nasional. Pelemahan ekonomi membuat beberapa sektor lesu, berimbas pada pertumbuhan kredit yang tak menggembirakan dan bahkan menimbulkan kredit bermasalah.

Kredit bermasalah yang ada harus diimbangi dengan pencadangan kerugian atau cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) guna mengantisipasi risiko kredit.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membukukan laba bersih Rp 25,8 triliun pada tahun 2016, namun pencadangan mencapai 170,34 persen tahun ini. Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk juga memasang CKPN 146 persen dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memasang CKPN 120 persen.

Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Dody Arifianto menuturkan, pencadangan yang dilakukan oleh bank sudah diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator. Namun, perbankan juga melakukan pencadangan agar alur kredit tidak menjadi masalah bagi kinerja keuangan agar kinerja bisnis di tahun berikutnya tidak terganggu.

Dalam melakukan pencadangan, perbankan juga melihat performa dari debitur atau perusahaan yang menerima kredit.

"Performa debitor (perusahaan) dilihat, apakah dia sedang 'batuk-batuk' sementara saja dan bisa disehatkan pemiliknya. Dari sini bank bisa melakukan penilaian dan menyesuaikan," jelas Dody dalam keterangan resmi, Kamis (2/2/2017).

Pencadangan yang dilakukan perbankan merupakan usaha yang positif demi menjaga kredit, sehingga tidak mengganggu kinerja perbankan.

"Pencadangan yang dilakukan bank itu bertujuan positif. Hubungan bank dan debitor harus turut dijaga, jadi tidak bisa main diputus saja, khususnya nasabah yang besar," jelas Dody.

Secara terpisah, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual mengatakan, secara umum kinerja kredit perbankan mengalami perlambatan di tahun 2016. Ini disebabkan permintaan dan rata-rata tingkat NPL perbankan yang masih tinggi hingga pada kuartal IV-2016.

David optimistis tingkat NPL rata-rata perbankan akan membaik pada tahun ini. Apalagi banyak bank yang melakukan pencadangan di tahun lalu, dengan begitu bakal memberikan sentimen positif bagi tingkat kredit di tahun ini.

"Tahun 2017, kalau dilihat dari fundamental bagus. Kira-kira kinerja pertumbuhan kredit perbankan sekitar 10 persen di tahun ini," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com