Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia-Australia Teken Kerja Sama Perdagangan, Apa Isinya?

Kompas.com - 27/02/2017, 10:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

SYDNEY, KOMPAS.com - Indonesia dan Australia telah berkomitmen dalam kerja sama perdagangan bebas. Hal ini dicapai dalam lawatan kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan bertemu dengan Perdana Menteri Malcolm Turnbull.

Dikutip dari Fox News, Senin (27/2/2017), Jokowi tiba di Sydney pada Sabtu (25/2/2017) lalu. Turnbull menyatakan, dirinya dan Jokowi telah setuju untuk memfinalisasi persetujuan perdagangan bebas pada tahun ini.

Jokowi mengungkapkan, isu pertama bagi Indonesia adalah penghapusan semua batasan yang diberlakukan Australia terkait impor kertas dan minyak kelapa sawit dari Indonesia.

Namun, sebelum persetujuan ini difinalkan, Turnbull menyatakan bahwa Indonesia telah setuju memangkas tarif atas produk gula dan mempermudah impor produk ternak dari Australia.

Adapun Australia akan menghapus semua tarif atas produk pestisida dan herbisida Indonesia, kata Turnbull.

Dalam kesempatan itu, kedua pemimpin negara juga menyetujui kerja sama di bidamg maritim. Kerja sama tersebut mencakup pula penguatan keamanan maritim dan penjagaan batas negara.

Selain itu, butir kerja sama juga mencakup pemberantasan kejahatan di laut dan memperbaiki efisiensi pengiriman barang dengan kapal.

Jokowi dan Turnbull menekankan pula pentingnya negara-negara di kawasan Asia Pasifik untuk mempertahankan wilayah teritorialnya dari klaim negara lain dan mematuhi hukum internasional.

"Kami sama-sama memiliki ketertarikan pada perdamaian dan stabilitas di wilayah laut dan samudra di kawasan kita. Sehingga, kami berdua mendorong negara-negara di kawasan untuk menyelesaikan sengketa sejalan dengan hukum internasional yang menjadi fondasi stabilitas dan kemakmuran," ujar Turnbull.

Indonesia tidak terlibat dalam sengketa teritorial dengan China di Laut China Selatan. Akan tetapi, ada ketegangan karena garis yang dipatok China yang merepresentasikan klaimnya atas sebagian besar Laut China Selatan beririsan dengan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di sekitar Kepulauan Natuna.

Kompas TV Rintikan air hujan dan embusan angin sempat menyambut Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana saat berkunjung ke Australia. Hal unik terlihat ketika seorang ajudan presiden ingin memayunginya. Namun, Presiden Jokowi lebih memilih menggunakan payungnya sendiri. Dengan perlahan, Presiden beserta Ibu Negara menuruni anak tangga pesawat kepresidenan yang kemudian disambut sejumlah pejabat negara Australia. Kedatangan Jokowi ke Australia kali ini untuk meningkatkan kerja sama dan mempererat hubungan bilateral kedua negara. Jokowi juga sempat melakukan jalan santai bersama Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull di Royal Botanic Garden, Sydney, serta berbincang dengan warga yang melintas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com