Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepanjang Tahun Lalu, 1,8 Ton Sirip Ikan Hiu Dikirim dari Balikpapan

Kompas.com - 08/03/2017, 06:45 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Ikan hiu tidak pernah sepi pembeli. Pasalnya, semua bagian tubuh ikan ini diminati sekalipun harganya selangit setelah diolah.

Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak, yang membuka kantor satuan kerja di Kota Balikpapan, mencatat permintaan daging hiu potong yang masih basah menembus 100 ton sepanjang 2016. 

Sementara itu sirip hiu, baik sirip punggung atas bawah maupun kedua sirip dayungnya, penjualannya mencapai hampir 2 ton sepanjang tahun lalu. Dari jumlah itu, hiu hitam tercatat paling banyak.

Data ini diperoleh BPSPL dari data pengiriman paket berisi bahan makanan olahan bahan hiu dari Balikpapan ke berbagai daerah, utamanya ke Surabaya, Jawa Timur.

Lembaga yang berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan ini memantau terus pemanfaatan satwa laut dan dilindungi, agar tidak seenaknya ditangkap maupun diperjualbelikan.

"Ini hasil dari pencatatan dari satu pintu di Balikpapan saja selama 2016 lalu," kata Ricky, Kepala Satker BPSPL Balikpapan, Selasa (7/3/2017).

Pengusaha Balikpapan dan Kaltim pada umumnya mengirim daging maupun sirip ke pedagang besar di Surabaya. Sekitar 70 persen sirip kemudian diekspor. Sementara dagingnya lebih banyak untuk memenuhi permintaan lokal.

Sirip hiu salah satu yang paling diminati. Dengan ukuran 15-20 cm saja, sirip bisa dibeli Rp 100.000 dari nelayan dan dijual ke pedagang besar di Surabaya sampai Rp 200.000 per kg.

Rumah makan merupakan pembeli terbesar sirip hiu. Sajian sirip hiu campur sarang burung, bisa mencapai Rp 2,5 juta per mangkuk. Sementara, dagingnya disajikan sebagai makanan yang diasinkan, diasap, maupun dipanggang.

Sama dengan hiu, permintaan ikan pari juga mengikuti tingginya permintaan hiu. BPSPL mencatat 3.565 kg olahan ikan pari dalam bentuk kulit maupun sirip dan 50.833,38 kg daging potong dikirim dari Balikpapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com