Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokopedia Bangun Lapak Khusus Bagi Pengusaha Asal Semarang

Kompas.com - 28/03/2017, 08:18 WIB
Aprillia Ika

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kota Semarang dan perusahaan e-commerce Tokopedia bekerja sama menyosialisasikan manfaat internet untuk mendorong peningkatan bisnis pengusaha lokal.

Dua lembaga tersebut memberikan sosialisasi pemanfaatan internet dalam membangun bisnis kepada ratusan pemilik merek lokal di Balaikota Semarang, Senin (27/3/2017).

COO Tokopedia Leontinus Alpha Edison yang hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa lebih dari 30 persen merchant Tokopedia di Jawa Tengah berasal dari Semarang.

Hal ini menandakan tingginya kepercayaan para pemilik merek lokal di kota ini terhadap Tokopedia.

Menurut dia, para merchant dari Semarang berani memasarkan produk-produk terbaiknya melalui platform Tokopedia, namun masih lebih banyak lagi peluang yang bisa diciptakan oleh lebih banyak masyarakat Semarang.

"Maka kami berkomitmen untuk terus mengadakan pelatihan pemanfaatan internet dalam membangun bisnis kepada para pemilik merek lokal di kota ini secara berkala dan berkesinambungan,” kata Leontinus melalui siaran pers ke Kompas.com.

Menurut Leon, pihaknya akan mengawali terwujudnya Laman Kota Semarang di Tokopedia, Yakni, halaman khusus yang menjadi katalisator pemasaran produk para pemilik merek lokal di Semarang dan terintegrasi langsung dengan Tokopedia.

Laman Kota Semarang di Tokopedia ini rencananya diluncurkan pada pertengahan April mendatang.

Selain bekerja sama dengan Kadin Kota Semarang, peluncuran laman tersebut juga melibatkan pemerintah kota setempat.

“Tokopedia juga siap mendukung program transparansi keuangan dan cashless society Semarang lewat marketplace, salah satunya melalui Laman Kota Semarang, maupun digital goods; bayar pulsa, listrik, air, BPJS hingga berdonasi,” ujar Leon.

Sementara itu, Ketua Kadin Kota Semarang Arnaz Agung mendukung langkah ini. Menurut dia, dimulai dari Tokopedia, produk-produk yang dihasilkan oleh para pemilik bisnis di Semarang diharapkan bisa dikenal oleh lebih banyak masyarakat Indonesia.

"Sistem Tokopedia mulai dari logistik hingga metode pembayaran akan lebih memudahkan para UMKM Semarang dalam memasarkan produknya,” tutur Arnaz.

Pasar E-Commerce

Sebelumnya, berdasarkan laporan hasil riset Accenture, sebuah lembaga konsultan yang bergerak di bidang teknologi digital, memperkirakan pasar e-commerce di Indonesia akan bergerak pesat dari 1,3 miliar dollar AS pada 2015, menjadi 7,9 miliar dollar AS pada 2020.

Hasil riset Accenture dirilis di Singapura, Jumat (26/2/2016). Managing Director Accenture Digital, Mohamed Sirajuddeen menuturkan, salah satu faktor yang mendorong perkembangan pasar e-commerce di Indonesia adalah efektivitas berbelanja secara online.

Hal serupa ditemukan di negara lain yang juga menjadi objek riset, yakni China dan Singapura.

"Bagi konsumen di Asia, khususnya China, Singapura, dan Indonesia, bagi mereka waktu adalah hal yang sangat berharga. Berbelanja via online sangat memudahkan hidup mereka," kata Sirajuddeen.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com