Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mampukah IHSG Menembus Angka Psikologis 5.600?

Kompas.com - 30/03/2017, 13:45 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah naik 564,8 poin (11,23 persen) sejak awal tahun. Kemarin, IHSG ditutup di 5.592,51 dan tinggal beberapa poin lagi untuk menembus angka psikologis 5.600.

(Baca: IHSG Terus Cetak Rekor Baru, Ini Komentar BEI)

Dengan memperhatikan berbagai faktor baik domestik maupun global, mampukah IHSG mencapai angka 5.600?

Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Eek Indonesia (BEI), Samsul Hidayat, mengatakan seharusnya level tersebut sudah cukup dekat dengan posisi saat ini.

"Tetapi biasanya angka psikologis. Jadi, untuk mencapai level itu, biasanya butuh naik beberapa saham yang punya kapitalisasi pasar besar," kata Samsul di Jakarta, Kamis (30/3/2017).

Posisi akhir Januari dan Februari 2017, 10 saham dengan kapitalisasi terbesar yang tercatat d bursa masih sama, yaitu HMSP, TLKM, BBCA, ASII, UNVR, BBRI, BMRI, GGRM, BBNI, dan ICBP.

Namun per 29 Maret 2017 kemarin posisi ICBP tergantikan UNTR. Adapun kapitalisasi saham 10 saham tersebut hingga pentupan perdagangan kemarin yaitu sebesar Rp 2.916 triliun atau 48 persen dari total kapitalisasi pasar yang sebesar Rp 6.077 triliun.

Analis dari Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, aliran dana masuk (capital inflow) di bursa Indonesia terbilang cukup deras dibandingkan bursa lain sekawasan.

Ada sentimen positif yang begitu besar dari dalam negeri, salah satunya dinaikkannya peringkat ke investment grade oleh Standard and Poor's.

Selain itu, investor juga berharap ada perbaikan dividen serta dividend yield tahun ini. Meski demikian, kemungkinan koreksi atau aliran dana keluar (capital outflow) akan selalu ada.

"Biasanya Mei itu periode yang tidak terlalu baik, fund manager asing libur, sehingga ada outflow. Tetapi, tentu orang menanti tengah tahun S&P naikkan rating," kata Hans kepada Kompas.com, Kamis.

Spekulasi Rating

Senada dengan Hans, Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan salah satu alasan utama IHSG mencetak rekor baru, Rabu lalu, lantaran musim pembagian dividen.

Selain itu, juga karena adanya spekulasi adanya kenaikan peringkat (rating) Indonesia oleh S&P di tengah mahalnya valuasi IHSG dibandingkan indeks bursa regional.

"Jadi, kalau ternyata rating Indonesia tidak jadi dinaikkan dan musim dividen sudah selesai saya perkirakan IHSG akan dilanda aksi jual," kata Edwin kepada Kompas.com.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com