Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rp 1.974 Triliun Dana Infrastruktur di Pundak Swasta, Apa Kata Pengusaha?

Kompas.com - 26/04/2017, 19:41 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Swasta memiliki tanggung jawab yang besar dalam pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Porsinya mencapai 42 persen atau Rp 1.974 triliun dari total anggaran infrastruktur Rp 4.700 triliun dalam kurun 2015-2019.

Lantas apa tanggapan pengusaha? Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani menganggap "beban" itu bukanlah masalah. Bahkan tutur ia, swasta pasti tertarik untuk ikut membangun infrastruktur asalkan proyeknya menarik.

"Masalahnya sekarang kadang proyeknya sendiri enggak siap. Misalnya lahan, kalau investor dibebani harus ngurus lahan ya males juga," ujarnya kepada Kompas.com, Jakarta, Rabu (26/4/2017).

Ia menilai titik penting dari kontribusi swasta membangun republik kembali kepada pemerintah. Bila pemerintah siap, proyek yang ditawarkan siap, maka swasta akan tertarik.

Namun bila proyek yang ditawarkan ternyata menyimpan banyak persoalan maka swasta akan berpikir ulang untuk turun tangan dalam proyek tersebut.

"Tahu sendiri bebaskan lahan di sini enggak ketahuan kapan selesainya. Padahal di investasi, waktu itu sangat berpengaruh karena menyangkut hitungan biaya bunga dan sebagainya," kata Haryadi.

"Jadi balik lagi ke pemerintah, atau komitmen negara lah ya. Untuk menjamin proyek infrastruktur ini ke depan. Masalah utama terkait tanah tadi," sambung ia.

Pemerintah memperkirakan biaya pembangunan infrastuktur Indonesia 2015-2019 mencapai Rp 5.500 triliun. Namun angka itu direvisi oleh Bappenas menjadi Rp 4.700 triliun.

Rinciannya yakni 33 persen atau sekitar Rp 1.551 triliun berasal dari pemerintah, 25 persennya atau Rp 1.175 triliun berasal BUMN, dan sisanya sebesar 42 persen atau Rp 1.974 triliun didorong berasal dari swasta.

Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Bojonegoro, revisi dana pembangunan infrastuktur itu disebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015-2016 tidak setinggi yang ditargetkan pada awal pemerintahan Presiden Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Whats New
Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com