Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beternak Burung Puyuh jadi Peluang Usaha yang Menggiurkan

Kompas.com - 22/05/2017, 05:47 WIB
Budiyanto

Penulis

SUKABUMI, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno mengatakan kebutuhan pasar akan telur burung puyuh masih sangat tinggi. Namun pasokan untuk memenuhi kebutuhan pasar itu tidak seimbang dengan stok telur puyuh yang ada.

''Permintaan telur puyuh sangat banyak, dan pasokannya masih kurang,'' kata Rini kepada wartawan saat menghadiri penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dan penyerahan CSR Bank BRI di Slamet Quail Farm (SQF) Kecamatan Cikembar, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (21/5/2017) petang.

Menurut dia setahun yang lalu tepatnya April 2016 pernah bertemu dengan pemilik SQF, Slamet Wuryadi. Saat itu dia mendapatkan banyak laporan bagaimana suksesnya pemilik SQF dalam mengembangkan peternakan burung puyuh.

''Selain itu Pak Slamet ini juga bersemangat untuk membina dan melatih para peternak-peternak baru. Saat itu saya meminta Bank BRI untu memanfaatkan semangat Pak Slamet ini untuk menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru,'' ujar dia.

(Baca: Ini Cerita Menteri Rini Bertemu Peternak Puyuh Beromzet Rp 1 Miliar per Bulan)

Rini mengatakan peternakan burung puyuh ini masih banyak peluang untuk dikembangkan. Bank BRI bekerjasama dengan SQF telah melatih 100 orang calon peternak burung puyuh baru yang berasal dari guru madrasah.

''Saya sudah senang laporannya sudah 100 peternak baru. Tahun depan, kalau saya sehat dan balik lagi ke sini bisa bertambah menjadi 1000 peternak, kalau boleh bisa jadi 3000 peternak,'' harapnya.

Pemilik Slamet Quail Farm (SQF), Slamet Wuryadi menjelaskan hingga saat ini antara pasokan dengan permintaan pasar masih tidak seimbang.

Permintaan pasar telur puyuh di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten mencapai 14 juta butir per minggu.

''Kami bersama kelompok peternak baru bisa mencukupi sebanyak 3,5 juta butir telur puyuh per minggunya. Sahingga masih ada kekurangan jutaan butir telur puyuh per minggunya,'' jelas Slamet yang juga Ketua Asosiasi Peternak Puyuh Indonesia (APPI).

Slamet mengungkapkan dengan masih kurangnya pasokan telur burung puyuh tentunya ini merupakan peluang usaha bagi masyarakat. Peternakan burung puyuh ini, selain telurnya juga menghasilkan daging terbaik yang bisa diolah untuk makanan bergizi.

''Kotorannya burung puyuh juga dapat dimanfaatkan menjadi pupuk. Kotoran burung puyuh ini unsur hara makro dan mikro tertinggi setelah kotoran kelelawar,'' ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com