Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AirNav Kelola Penerbangan di Bawah 20.000 Kaki di Batam Tahun Ini

Kompas.com - 27/05/2017, 18:00 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengambilalihan ruang udara Blok ABC milik Indonesia yang masih dikuasai Singapura dan Malaysia direncanakan rampung pada tahun 2019.

Direktur Operasional Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia Wisnu Daryono menargetkan, tahun ini, pihaknya sudah dapat mengelola penerbangan di Blok ABC yang ketinggiannya di bawah 20.000 kaki.

"Secara bertahap, tahun ini kami sudah mengambil wilayah sekitar 20.000 kaki ke bawah. Mudah-mudahan tahun ini beres, penerbangan di bawah 20.000 kaki diatur AirNav Indonesia," kata Wisnu, kepada Kompas.com, Sabtu (27/5/2017).

Adapun ruang udara blok ABC berada di atas Kepulauan Riau yang meliputi Batam, Tanjung Pinang, Karimun, dan Natuna. Ruang udara blok ABC dikendalikan oleh Singapura dan Malaysia, ketika dua negara tersebut masih di bawah jajahan Inggris, atau sejak tahun 1946.

Saat ini, kata dia, AirNav Indonesia tengah meningkatkan pelayanan di Natuna dari Aeronautical Flight Information Services (AFIS) menjadi Area Aerodrome Control (ADC) dan Approach Control (APP).

Kegiatan ini ditargetkan rampung akhir tahun ini. "Sampai tahun depan menjadi terminal control area sambil melakukan proses-proses komunikasi dengan Singapura dan organisasi penerbangan internasional," kata Wisnu.

Penguasaan ruang udara secara penuh ini akan meningkatkan martabat Indonesia sebagai negara yang berdaulat. Tingginya harga diri Indonesia di mata dunia ini melebihi keuntungan dari sektor lain yang akan didapat, contohnya ekonomi.

Penguasaan ruang udara Blok ABC ini juga akan membawa dampak yang besar terhadap pendapatan negara dari segi ekonomi.

Yakni melalui pemasukan atas lalu lintas pesawat komersil. "Selama ini izin ATC Clearance itu dari Sinvapura, kalau kami ambil alih, AirNav Indonesia yang akan melayani. Tidak perlu lagi minta izin Singapura," kata Wisnu.

(Baca: Kerja Sama AirNav dengan NATS untuk Kembangkan Soetta Capai Rp 16,26 Miliar)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

Whats New
Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Bank OCBC NISP Raup Laba Bersih Rp 1,17 Triliun per Kuartal I-2024

Bank OCBC NISP Raup Laba Bersih Rp 1,17 Triliun per Kuartal I-2024

Whats New
Resmikan Jarvis 2024, Menperin Pacu Kualitas dan Kuantitas Pendidikan Vokasi Industri

Resmikan Jarvis 2024, Menperin Pacu Kualitas dan Kuantitas Pendidikan Vokasi Industri

Whats New
Sentimen Laporan Korporasi, Dorong Penguatan Wall Street

Sentimen Laporan Korporasi, Dorong Penguatan Wall Street

Whats New
BSI Tunjuk Wisnu Sunandar Jadi Sekretaris Perusahaan Baru

BSI Tunjuk Wisnu Sunandar Jadi Sekretaris Perusahaan Baru

Whats New
Indonesia Selangkah Lebih Dekat Gabung Klub Negara Maju

Indonesia Selangkah Lebih Dekat Gabung Klub Negara Maju

Whats New
Pemangkasan Jumlah Bandara Internasional Dinilai Tepat, tetapi Perlu Kajian yang Mendalam

Pemangkasan Jumlah Bandara Internasional Dinilai Tepat, tetapi Perlu Kajian yang Mendalam

Whats New
Ingin Mencoba Investasi Saham? Ini 7 Tips yang Bisa Diperhatikan

Ingin Mencoba Investasi Saham? Ini 7 Tips yang Bisa Diperhatikan

Work Smart
Kenapa Ada Dua Mesin 'Tap' di MRT Jakarta? Ini Alasannya

Kenapa Ada Dua Mesin "Tap" di MRT Jakarta? Ini Alasannya

Whats New
Pelamar Wajib Tahu, Ini Tips Membuat Surat Lamaran Kerja

Pelamar Wajib Tahu, Ini Tips Membuat Surat Lamaran Kerja

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com