Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Waspadai Risiko Inflasi karena Lebaran

Kompas.com - 03/06/2017, 12:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Inflasi indeks harga konsumen (IHK) Mei 2017 tercatat sebesar 0,39 persen secara bulanan (mtm). Angka ini meningkat dibandingkan bulan lalu sebesar 0,09 persen (mtm).

Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK hingga Mei tercatat 1,67 persen secara tahun berjalan (ytd) atau secara tahunan mencapai 4,33 persen secara tahunan (yoy). Angka ini masih dalam kisaran sasaran inflasi sebesar 4 plus minus 1 persen.

"Kelompok volatile food (komponen harga pangan bergejolak) pada Mei 2017 mengalami inflasi sebesar 0,91 persen (mtm) setelah tiga bulan sebelumnya berturut-turut tercatat mengalami deflasi," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara dalam pernyataan resmi, Sabtu (3/6/2017).

Peningkatan inflasi kelompok ini dipengaruhi naiknya permintaan beberapa komoditas seiring dengan datangnya bulan Ramadan di minggu keempat bulan Mei.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan ini terutama bawang putih, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai merah, daging sapi, dan beras. Sementara itu, komoditas cabai rawit dan bawang merah tercatat masih mengalami deflasi.

Secara tahunan, inflasi volatile food mencapai sebesar 3,26 persen (yoy). Inflasi administered prices alias harga yang diatur pemerintah pada Mei 2017 masih cukup tinggi, yakni 0,69 persen (mtm), meskipun turun dari bulan lalu yang sebesar 1,27 persen (mtm).

Lebih rendahnya inflasi administered prices bulan ini terutama disebabkan penyesuaian tarif listrik tahap ketiga untuk pelanggan prabayar daya 900 VA nonsubsidi yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan kelompok pascabayar.

Sementara itu, penyesuaian harga bahan bakar khusus, tarif angkutan udara, dan rokok juga mendorong inflasi administered prices.

Secara tahunan, inflasi administered prices mencapai sebesar 9,14 persem (yoy). Inflasi inti Mei 2017 cukup rendah sebesar 0,16 persen (mtm), sedikit meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,13 persen (mtm).

Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok ini adalah nasi dengan lauk, baju muslim wanita, tarif rumah sakit, dan upah pembantu rumah tangga. Inflasi kelompok inti tertahan oleh menurunnya harga gula pasir dan tarif pulsa ponsel.

Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 3,20 persen (yoy). Ke depan, inflasi akan tetap diarahkan berada pada sasaran inflasi 2017, yaitu 4 plus minus 1 persen.

"Untuk itu, koordinasi kebijakan Pemerintah di pusat dan daerah dengan Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi perlu terus diperkuat terutama dalam menghadapi sejumlah risiko terkait dampak kebijakan lanjutan reformasi subsidi energi oleh Pemerintah, dan risiko kenaikan harga volatile food selama bulan puasa Ramadhan dan hari raya Idul Fitri," ujar Tirta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com