Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Lebaran, BI Belum Temukan Kasus Uang Palsu

Kompas.com - 16/06/2017, 06:54 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang periode hari raya Idul Fitri, permintaan masyarakat akan uang tunai cenderung meningkat. Kondisi ini kerap dimanfaatkan oknum-oknum tak bertanggung jawab untuk mengedarkan uang palsu.

Setiap tahun, Bank Indonesia (BI) pun terus memantau kemungkinan tindak pidana pemalsuan uang selama periode bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Akan tetapi, pada periode Lebaran tahun ini, bank sentral belum menemukan kasus pemalsuan uang secara signifikan.

"Saat ini hampir tidak ada. Kalaupun ada tapi sangat rendah," kata Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI Suhaedi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (14/6/2017).

Suhaedi menuturkan, hingga akhir bulan Mei 2017, temuan uang yang diduga merupakan uang palsu cenderung menurun tajam. Ia mengatakan, saat ini rata-rata uang palsu yang beredar adalah 3 lembar per 1 juta uang yang beredar.

Sebagai langkah antisipasi peredaran uang palsu menjelang Lebaran, bank sentral mengimbau masyarakat meneliti ciri-ciri keaslian uang rupiah alias CIKUR. Cara paling mudah dan dikenal luas oleh masyarakat adalah dengan 3D atau Dilihat, Diraba, dan Diterawang.

Selain itu, masyarakat yang ingin menukarkan uang tunai pecahan kecil untuk keperluan Lebaran diimbau untuk menukarkannya di tempat-tempat yang resmi.

Masyarakat bisa menukar di Lapangan IRTI Monas di Jakarta, di beberapa tempat publik di kota-kota lain yang telah ditentukan, di kantor perwakilan BI di tiap provinsi, dan di kantor-kantor cabang bank.

BI memprediksi permintaan uang tunai oleh masyarakat selama periode Ramadhan dan Lebaran mencapai Rp 167 triliun. Angka ini meningkat 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

(Baca: Jangan Tertipu Uang Palsu, Begini Cara Membedakannya...)

Kompas TV Benarkah uang baru yang diklaim memiliki pengaman berlapis itu dipalsukan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com