Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Indonesia Belum "Overheating"

Kompas.com - 03/09/2013, 07:34 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur PT Indo Premier Investment Management Ernawan Rahmat Salimsyah mengatakan, kondisi ekonomi Indonesia saat ini tidak dapat disamakan dengan situasi yang dialami China dan India. Menurut pria yang akrab disapa Awan itu, kriteria pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan kedua negara BRIC tersebut berbeda.

"Bedanya China dengan Indonesia adalah dari tahun 2000-an awal sampai sebelum resesi global tahun 2008, China bertumbuh di angka 10 persen, lalu ekonominya melambat. Demikian juga dengan India. India bertumbuh sangat tinggi. Indonesia tidak masuk di BRIC karena kriteria pertumbuhan kita tidak sama dengan mereka," kata Awan di Jakarta, Senin (2/9/2013).

Awan menyatakan tidak adil jika Indonesia disamakan dengan India. India, menurutnya, sudah mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi tetapi kemudian mengalami penurunan. "Kita mau dibilang sama dengan India, enggak fair kan. India sudah mengalami pertumbuhan yang tinggi, lalu mereka mengalami apa yang namanya overheating, ekonominya kepanasan. Obatnya ya suku bunga dinaikkan," ujar Awan.

Sementara itu, Indonesia menurut Awan memiliki kondisi yang benar-benar berbeda dengan India. "Kalau Indonesia, kita tumbuh 7 persen dalam 10 tahun terakhir ini enggak ada kali ya? Paling 6,4 sampai 6,5 lalu turun lagi. Ekonomi kita belum kepanasan. Itu suatu pembeda yang dahsyat antara Indonesia dan India," ujarnya.

Terakhir, Awan mengatakan, adalah tindakan dramatis dan tendensius bila menyamakan Indonesia dengan India. Hal ini karena kondisi masing-masing yang berkebalikan. "Jadi, dramatis dan tendensius sekali menyamakan Indonesia dengan India. India berada pada posisi overheating lalu dia melambat. Kalau Indonesia kebalikannya," tandas Awan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Whats New
6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

Spend Smart
Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Whats New
[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com