Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Prioritas Indonesia Dalam Pertemuan APEC

Kompas.com - 06/10/2013, 11:45 WIB
Didik Purwanto

Penulis


NUSA DUA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah telah menetapkan tiga prioritas yang harus dicapai dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Bali yang berlangsung sejak 1-8 Oktober 2013. Hal ini dapat menciptakan Indonesia yang lebih makmur, stabil, dinamis, dan inklusif.

"Tujuan kami adalah untuk membuat APEC ini bisa bermanfaat demi kemajuan ekonomi dunia. Namun dalam agenda ini, Indonesia telah menetapkan tigas prioritas. Kami percaya bahwa melalui kerjasama erat dengan komunitas bisnis, kami dapat mencapai prioritas ini," kata Presiden saat membuka APEC CEO Sumtmi "Reshaping Global Priorities The View from Modern Indonesia" di Bali International Convention Center, Minggu (6/10/2013).

Prioritas pertama, mencapai sasaran Bogor (Bogor Goals). Pertemuan di APEC ini telah mampu mengurangi tarif rata-rata perdagangan dari 16,9 persen pada tahun 1989 menjadi 5,7 persen pada 2011. Namun Indonesia sendiri juga mengakui bahwa masih ada beberapa hambatan dalam berbisnis yaitu tindakan non tarif restriktif, prosedur kepabeanan yang panjang, dan sektor infrastruktur transportasi yang buruk sehingga menghambat perdagangan domestik.

"Sehingga kami harus menyelesaikan hambatan itu. Kami akan terus bekerja untuk liberalisasi perdagangan dan investasi untuk menciptakan integrasi ekonomi negara sekawasan," tambahnya.

Kedua, prioritas mencapai pertumbuhan berkelanjutan dengan ekuitas. Kini, negara-negara APEC sedang dihadapkan oleh tantangan baru yang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi. Masalah tersebut adalah jumlah penduduk yang besar. Jumlah populasi global pada tahun 1994 dulu masih sekitar 5 miliar penduduk. Lalu menjadi sekitar 7 miliar penduduk pada saat ini dan akan mencapai 9 miliar di seluruh dunia pada 2045.

"Peningkatan populasi akan banyak datang dari kawasan Asia Pasifik. Ini juga akan menimbulkan masalah seperti pasokan yang kurang soal energi, makanan dan air bagi masyarakat," tambahnya.

Meski APEC ini adalah pertemuan tingkat negara, Indonesia tidak lupa membawa isu usaha kecil menengah (UKM) agar mampu berdaya saing global. Caranya dengan meningkatkan inovasi dan lebih melibatkan produktivitas perempuan dalam perekonomian.

"Hal ini juga penting untuk memastikan inklusi keuangan, memperkuat ketahanan pangan, dan meningkatkan akses pelayanan kesehatan," tambahnya.

Ketiga, mempromosikan konektivitas. Tidak seperti pada tahun 1994, munculnya teknologi baru telah membuka cara baru bagi orang untuk melakukan bisnis dengan yang lain di seluruh negara dan di seluruh benua.

"Kami percaya bahwa konektivitas fisik, kelembagaan, dan fokus tiap orang akan membantu integrasi wilayah kami. Ini juga akan memfasilitas arus barang, jasa, modal, dan orang-orang dari Asia Pasifik. Jadi kita harus bekerjasama untuk memperkuat konektivitas melalui pembangunan infrastruktur dan promosi investasi infrastruktur," tambahnya.

Presiden menganggap bahwa kesuksesan prioritas Indonesia ini bisa berhasil bila ada bantuan dari negara lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com