Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Likuiditas Pasar Modal, OJK Sederhanakan Proses IPO

Kompas.com - 18/11/2013, 13:50 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan membuat aturan untuk untuk menyederhanakan proses penawaran saham perdana (initial public offering/IPO).

"Dari sisi jumlah, kita akan menyederhanakan ketentuan IPO, supaya perusahaan lebih mudah masuk ke pasar modal," kata Anggota Dewan Komisioner OJK Nurhaida di Hotel Le Meridien, Senin (18/11/2013).

Nurhaida mengharapkan, dengan penyederhanaan itu jumlah perusahaan yang akan melantai di bursa bisa bertambah signifikan. Bila jumlah saham yang beredar di pasar terlalu kecil dan dipegang hanya oleh beberapa, hal itu membuat pasar tidak likuid.

"Jadi kita coba melihat ada yang, kan rata-rata kurang lebihnya sekitar 20 persen di market. Apakah itu sudah pas atau mungkin kita akan tingkatkan," jelasnya.

Nurhaida mengungkapkan pihaknya memperoleh masukan untuk meningkatkan ke angka 30 persen. "Tentu ini kita harus kaji dulu 30 persen itu mungkin untuk perusahaan yang katakanlah market capnya tidak terlalu besar, itu 30 persen diserap dengan baik," ujarnya.

Nurhaida tidak mengatakan secara pasti kapan aturan tersebut akan diterbitkan. Namun, ia mengatakan pihaknya telah beberapa kali membahas. Tentunya, lanjut dia, akan ada proses terlebih dahulu dan pengkajian apakah hal itu merupakan sesuatu yang krusial atau tidak.

Sebelumnya dalam paparannya pada acara "9th Annual Capital Market Outlook 2014: Cito Securities and Fund Services in Indonesia," Nurhaida menjelaskan jumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) paling sedikit jika dibandingkan negara-negara sekawasan, yakni hanya 479 emiten.

BSE India mencatat jumlah emiten tertinggi, yakni 5.267. Adapun The Stock Exchange of Thailand berada persis di atas BEI dengan 577 emiten dan Singapore Exchange 782 emiten.

"Dengan jumlah emiten yang sedikit dan nilai IPOnya terbatas membuat pasar modal kita kurang berkembang. Kalau emiten floating cuma 5 sampai 10 persen maka tidak mendukung perkembangan market. Dengan jumlah sedikit kalau batasan ditngkatkan akan menimbulkan masalah juga," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com