Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Asian Agri, 7 Tahun 1 Tersangka

Kompas.com - 24/01/2014, 17:32 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tujuh tahun kasus pengemplangan pajak oleh Asian Agri Group (AAG) bergulir, baru satu orang yang dipidanakan, yakni Manajer Perpajakan Asian Agri Suwir Laut. Putusan Kasasi MA No 2239K/PID.SUS/2012 tanggal 18 Desember 2012 menghukum Suwir Laut selama dua tahun penjara dengan masa percobaan tiga tahun.

Selain itu, majelis kasasi juga menjatuhkan pidana denda yang mensyaratkan dalam 1 tahun sebanyak 14 perusahaan AAG yang pengisian SPT tahunan diwakili terdakwa untuk membayar dua kali pajak terutang, yaitu sekitar Rp 2,5 triliun.

"Masih ada delapan tersangka. Satu tersangka tujuh tahun. Apakah butuh 56 tahun lagi (untuk menuntaskan kasus Asian Agri)," kata peneliti dari KataData, Metta Dharmasaputra, di kantor Indonesia Corruption Watch, Jakarta, Jumat (24/1/2014).

Dalam diskusi bertajuk Quo Vadis Skandal Pajak Asian Agri tersebut, ia menyatakan, kasus ini seharusnya murni kasus pidana, bukan sekadar administratif. Hal ini bisa ditelisik dari adanya fakta tax planning meeting, yang menunjukkan indikasi bahwa Suwir Laut tidak bermain sendiri. Dengan demikian, lanjut dia, Asian Agri sebagai badan atau korporasi bisa dijerat pidana.

Demikian pula dengan direksinya, atau penerima manfaat dari perbuatan Suwir Laut. "Beneficial owner, Sukanto Tanoto, tidak bisa disentuh kalau hanya pakai UU Pajak (16 Tahun 2000). Kalau mau ke sana harus dengan 'money laundry'," sambung Metta.

Metta memaparkan sejumlah data perusahaan afiliasi Asian Agri di luar negeri. Dengan pajak yang "mengecil", keuntungan di dalam negeri ditransfer ke perusahaan-perusahaan tersebut. "Ini bisa dikategorikan money laundry," katanya.

Modus-modus manipulasi pajak ke luar negeri ini, lanjutnya, jamak dilakukan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Oleh karena itu, ia berharap setidaknya putusan MA bisa segera dieksekusi, 1 Februari 2014 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com