“Pasar domestik jangan sekali-kali bisa dimasuki pasar luar. Caranya bagaimana? Hal yang berkaitan dengan perizinan, misalnya saya kira daerah bisa memberikan kecepatan jika itu investor lokal. Kalau (investor) dari luar, ya enggak apa-apa lah sedikit-sedikit dipersulit,” katanya Minggu (16/5/2014).
“Semua negara juga melakukan barrier (hambatan) itu,” katanya lagi. Dia mencontohkan, dalam dunia perbankan, Indonesia masih mengalami kesulitan untuk mendirikan cabang di negara lain. Demikian juga dengan wilayah udara Indonesia, yang tidak harus dibuka total untuk asing.
“Contoh perbankan, saya kira BI mempunyai regulasi yang memberikan hambatan agar mereka (asing) tidak gampang masuk ke tempat kita karena kalau kita lihat, perbankan kita mau mendirikan cabang bank itu saja sangat sulit,” jelasnya.
“Udara tidak bsia dibuka total, karena yang akan menguasai justru sana (asing). Investasi di manapun ada barrier lewat regulasi bisnis, pemerintah, dihambat di bea masuk, dan lain-lain,” katanya lagi.
Namun, lanjutnya, strategi jangka panjang untuk memenangkan pasar di kawasan ASEAN adalah pentingnya pembangunan manusia. Jokowi yakin dengan pembangunan manusia maka daya saing akan terbangun. “Produktivitas kita, itu yang akan menentukan kita menang atau tidak,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.