Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Butuh Rp 1,7 Triliun Per Hari untuk Impor BBM!"

Kompas.com - 17/06/2014, 04:41 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Saat ini rata-rata kebutuhan bahan bakar minyak di Indonesia mencapai 1,5 juta barrel per hari. Dari jumlah itu, kapasitas produksi BBM di dalam negeri hanya 650.000 barrel per hari. Selebihnya impor.

"Total jenderal kita harus impor BBM dan minyak mentah 850.000 barrel, dan itu perlu duit kira-kira 120 juta dollar AS sampai 150 juta dollar AS," kata Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo di kampus Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Senin (16/6/2014).

Dengan kurs tengah Bank Indonesia per 16 Juni 2014 senilai Rp 11.814 per dollar AS, kebutuhan dana untuk impor BBM tersebut setara dengan Rp 1,41 triliun hingga Rp 1,77 triliun.

Susilo mengatakan, besarnya kebutuhan impor ini akan terus meningkat pada hari-hari mendatang seiring pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. "(Rata-rata kebutuhan BBM) meningkat 8 persen per tahun karena pertumbuhan ekonomi dan membeludaknya penduduk," sebut dia.

Sementara itu, kata Susilo, pasokan minyak bumi di Indonesia kian menurun dari tahun ke tahun. "Masih banyak yang beranggapan Indonesia kaya dengan minyak bumi. Padahal tidak," tekan dia.

Menurut Susilo, penghematan energi merupakan hal mendesak sekarang di Indonesia. "Kalau tidak menghemat, kita akan ada ketergantungan impor yang mahal," ujar dia. Dengan kondisi ini, Susilo sangat menyesalkan banyak orang kaya, tetapi berpura-pura tetap miskin dengan masih saja menggunakan BBM bersubsidi.

"Nah, di sinilah letak kontroversinya bahwa BBM bersubsidi itu kan sebenarnya diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak punya. Sekarang, BBM bersubsidi masih juga dipakai oleh orang-orang yang 'berpunya'," kecam Susilo. "Sekalian saya mengimbau, kalau yang sudah mampu beli pertamax, belilah pertamax."

Selain berhemat penggunaan BBM yang otomatis juga menekan impor dan mengurangi gelontoran subsidi, Susilo mengatakan penghematan juga harus dilakukan untuk penggunaan energi listrik. Dia mengatakan saat ini penyediaan listrik juga masih tergantung pada pasokan BBM untuk produksinya.

"Hemat pemakaian lstrik, hemat pemakaian BBM, karena ujung-ujungnya itu akan membantu kantong-kantong negara dan kantong-kantong masing-masing keluarga," ujar Susilo. "Kalau (pakai) BBM-nya tak banyak dan listriknya tak banyak, bayarnya juga tak banyak. Ini harus disampaikan ke masyarakat sehingga kegiatan harian bisa berjalan tetapi penghematan merupakan hal utama."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Whats New
Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com