Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capres Jangan Lupa Sehatkan APBN untuk Kemakmuran Rakyat

Kompas.com - 17/06/2014, 14:03 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Ekonomi Institut Pertanian Bogor Didin S Damnhuri mengatakan para calon presiden (capres) apabila terpilih menjadi presiden harus membenahi permasalahan fiskal. Menurut Didin, presiden terpilih harus menciptakan langkah menyehatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk kemakmuran rakyat.

"APBN kita terakhir Rp 1.860 triliun. Anggaran untuk pembangunan kurang dari 25 persen, sangat kecil untuk membangun Indonesia yang besar," kata Didin dalam peluncuran buku "Ekonomi Politik Indonesia dan Antar Bangsa" di Hotel Sultan, Selasa (17/6/2014).

Lebih lanjut, Didin mengungkapkan, APBN habis hanya untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang sangat besar, namun tidak tepat sasaran. Menurut dia, subsidi BBM yang mencapai Rp 430 triliun dari total APBN Rp 1.860 triliun belum tentu jatuh kepada rakyat yang membutuhkan, khususnya subsidi migas yang mencapai sekitar Rp 285 triliun.

Selain itu, penerimaan pajak yang mencapai sekitar Rp 1.000 triliun menurutnya masih bocor antara 25 hingga 40 persen. Kebocoran tersebut dinilainya harus diselamatkan dengan penguatan pengawasan internal oleh Inspektorat Jenderal dan BPKP maupun eksternal oleh BPK dan KPK.

"Utang luar negeri kita juga totalnya sekitar Rp 4.300 triliun. Utang pemerintah Rp 2.500 triliun, sisanya swasta. Utang harus semakin efektif, ini harus jadi program selanjutnya. Utang pemerintah harusnya makin dikurangi, apalagi kalau pajak kita mendekati nol kebocorannya," ujar Didin.

Menurut dia, pihak swasta pun harus dibatasi pula utang luar negerinya dan semakin diawasi, sehingga kejadian seperti krisis moneter 1998 bisa dihindari. "Ini karena waktu itu utang swasta dalam skim jangka pendek yang dipakai untuk proyek-proyek jangka panjang," jelas Didin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Whats New
Simak 10 Jenis Pekerjaan 'Work From Anywhere' Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Simak 10 Jenis Pekerjaan "Work From Anywhere" Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Work Smart
Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Work Smart
Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Whats New
Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Whats New
Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Whats New
Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Whats New
Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Perumnas Bangun Hunian Modern di Cengkareng untuk Milenial

Perumnas Bangun Hunian Modern di Cengkareng untuk Milenial

Whats New
Kemenkes Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Usia 45 Tahun Bisa Daftar

Kemenkes Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Usia 45 Tahun Bisa Daftar

Whats New
Miliarder-miliarder Dunia Ini Raup Kekayaan dari Cokelat dan Permen

Miliarder-miliarder Dunia Ini Raup Kekayaan dari Cokelat dan Permen

Earn Smart
Kelas 1, 2, 3 BPJS Kesehatan Dihapus, Pemerintah Ganti Jadi KRIS

Kelas 1, 2, 3 BPJS Kesehatan Dihapus, Pemerintah Ganti Jadi KRIS

Whats New
Cegah Kecelakaan Bus Tak Berizin Terulang, Ini Sederet Catatan untuk Pemerintah

Cegah Kecelakaan Bus Tak Berizin Terulang, Ini Sederet Catatan untuk Pemerintah

Whats New
Fortress Pintu Baja Dukung Synergy Golf Party 2024

Fortress Pintu Baja Dukung Synergy Golf Party 2024

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com