Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modal Rp 300.000, Kuli Bangunan Sukses Memproduksi Songkok

Kompas.com - 07/08/2014, 15:58 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com - Berawal dari modal Rp 300.000, seorang kuli bangunan yang beralih usaha memproduksi songkok berhasil bangkit dan menghasilkan pundi-pundi keuntungan yang lumayan besar.

Usaha tersebut digeluti oleh Muhammad Suib (35), warga Dusun Napel, Desa Sukolelo, Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, Jawa Timur. Ia menggeluti usaha produksi songkok nasional warna hitam itu sejak 2002 lalu. "Sudah 12 tahun saya mengeluti usaha kerajinan songkok ini," katanya kepada Kompas.com, ditemui di rumahnya, Kamis (31/7/2014).

Menurut cerita pria kelahiran Malang 35 tahun lalu itu, dirinya sejak lulus Madrasah Ibtidaiyah (MI) sudah mulai kerja. "Karena tak ada biaya untuk melanjutkan sekolah. Saya langsung kerja jadi kuli batu di Gresik," katanya.

Saat kerja kuli batu, penghasilan per harinya hanya Rp 35.000. Hal itu digeluti selama 3 tahun di Gresik. "Berhenti jadi kuli batu, kerja jadi kuli bangunan selama satu tahun. Kerja kuli bangunan juga tidak cukup untuk makan," kata suami dari Mutmainnah itu.

Awal mula menggeluti usaha produksi songkok, saat kerja menjadi kuli batu, Suib berteman dengan Udin, yang bekerja di sebuah perusahaan songkok di Gresik. "Dari Udin teman saya itu, saya banyak tahu bagaimana membuat songkok itu. Dari saya punya ide memproduksi songkok untuk dijual di Malang Raya," kata Suib.

Namun, keinginan bukannya tanpa halangan. Karena Suib masih belum memiliki modal. Untuk mendapatkan sedikit modal, Suib kembali bekerja menjadi kuli bangunan di Malang. "Setelah mendapatkan uang Rp 300.000, saya buat untuk modal memproduksi songkok. Karena cara membuatnya, hingga bahannya apa saja saya sudah tahu," ungkap Suib.

Ayah dari Ayu Rahmawati dan Mochamad Baihaqi Kaizan itu terus menggeluti usaha produksi songkok itu, dan hasilnya dijual ke pasar-pasar tradisional yang ada di Malang Raya. Namun, saat itu masih mampu memproduksi sebanyak 20 biji songkok. "Karena modalnya hanya Rp 300.000," kata alumnus MI Mambaul Ulum, Desa Sukolelo, Wajak itu.

Adapun bahan baku songkok bermerek Panah Emas, produksi M Suib itu asli "Bumi Arema" itu terdiri kain bludru, yang dibelinya dari Kabupaten Gresik. Di Gresik, memang menjadi wilayah produksi songkok terbesar di Jawa Timur. "Bahan bludru itu di impor dari Korea. Selain bludru bahannya dari plastik, dan kertas dan kain biasa," urai Suib.

Produksi songkok Suib terdiri dari berbagai ukuran, dan disesuaikan dengan pesanan. Begitu juga soal tinggi ukurannya. "Banyak juga yang pesan dengan ukuran tinggi dari ukuran yang umum terjual di pasaran," katanya.

Saat awal produksi tahun 2002, Suib membuat songkok di rumah dan hanya dengan ditemani sang istri. Tak ada gudang untuk memproduksi songkok.

Namun mulai 2007, dia sudah mulai mampu merekrut dua karyawan, didorong oleh naiknya permintaan pasar. Dalam sehari, songkok yang dihasilkan mencapai 60 buah, yang dijual ke pasar-pasar tradisional dan toko busana yang ada di Malang Raya.

Ditanya mengenai harga jualnya, dia menyebutkan beraneka ragam mulai dari harga Rp 18.000 hingga Rp 30.000 per songkok. "Itu harga grosir. Kalau harga di pasar lebih tinggi," akunya.

Songkok yang diproduksi Suib, tak hanya dipakai oleh masyarakat biasa. Para pejabat tinggi di Malang juga banyak yang pesan langsung ke rumah Suib. "Setiap tahun, Bupati Malang selalu pesan songkok di sini. Sejak Bupati Sujud Pribadi hingga Rendra Kresna, pesan langsung ke sini. Seluruh Camat di 33 Kecamatan di Kabupaten Malang juga pesan songkok disini," ungkapnya.

Meski produksinya telah menjadi langganan para pejabat di Malang, namun Suib masih mengeluhkan minimnya dukungan modal dari pemerintah daerah. "Sejak saya buka usaha ini, tak pernah dapat bantuan dari pemerintah. Pernah disuruh ikut pameran, tapi saya tidak mau. Pernah didata, tapi sampai sekarang juga tak dapat bantuan," keluhnya.

Namun demikian,dirinya sangat bersyukur karena bisnis yang digelutinya bisa sukses. Pendapatan per harinya sudah mencapai Rp 300.000. Jika perbulan sudah mampu meraup keuntungan hingga Rp 10 juta. "Jika bulan puasa, naik hingga 50 persen. Produksi perhari mampu 200 biji lebih," katanya.

Hingga kini, usaha yang digeluti Suib masih satu-satunya di Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Batu dan Kota Malang). Cara menjualnya juga masih secara manual. Ia keliling sendiri ke banyak toko dan pasar tradisional di Malang Raya.

"Saya belum bisa menjual via online. Maklum, karena saya hanya lulusan Madrasah Ibtidaiyah. Tapi saya sudah bersyukur bisa sukses. Kuncinya, ditekuni dengan sabar dan ikhlas. Allah pasti memberikan kesuksesan," katanya, sembari tersenyum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com