Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Komentar JK Mengenai Permintaan Menteri Susi soal BBM Bersubsidi

Kompas.com - 13/11/2014, 08:29 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mendukung permintaan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk meniadakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bagi nelayan. Hal itu disampaikan Wapres di hadapan ratusan nasabah Bank Permata di Jakarta, Rabu (12/11/2014) malam.
 
"Begitu kita bicara mengenai subsidi BBM, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi (mengatakan), 'Pak, jangan ada subsidi ke nelayan'.  Ternyata, statistiknya menarik," kata pria yang akrab disapa JK ini.

Ia mengatakan, dalam waktu enam tahun, BBM bersubsidi bagi nelayan menghasilkan 1,7 juta ton ikan dari dari 600 ton. "Tapi, impor ikan kita secara bersamaan tinggi. Apa yang terjadi? Subsidi tinggi, impor tinggi. Artinya adalah solar yang selama ini diberikan kepada kelompok nelayan itu justru menyebabkan banyak nelayan menjadi malas," tutur JK.
 
Pernyataan JK ini rupanya sekaligus menjadi tanggapan atas komentar miring beberapa pihak yang mempertanyakan latar belakang pendidikan Susi Pudjiastuti. "Jadi, itu contoh bagaimana praktisi mudah memahami persoalan," kata JK.
 
Menurut dia, cara berpikir praktisi dan akademisi berbeda. JK mengatakan, dia lebih membutuhkan menteri yang paham bagaimana bekerja secara efektif ketimbang sekadar merancang, menganalisis, tetapi tidak ada tindakan konkret.
 
"Justru kita memerlukan kemampuan bekerja daripada kemampuannya membuat analisis yang kadang-kadang tidak ada ujung pangkalnya, kan?" tanya JK.
 
Dia menekankan pentingnya kehadiran sosok yang tidak ragu-ragu dalam mengoreksi apa yang terjadi di Indonesia.

Baca juga: Menteri Susi: Kalau Saya Katakan BBM Bersubsidi Ini Sumber Maksiat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com