Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Ragu Menaikkan Harga BBM Bersubsidi?

Kompas.com - 14/11/2014, 10:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Penurunan harga minyak dunia membuat pemerintah menghitung ulang rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pemerintah kini meragu menaikkan BBM bersubsidi seperti rencana semula yakni Rp 3.000 per liter.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah akan menghitung ulang kenaikan harga BBM bersubsidi. Sebab," Saat ini, harga minyak dunia sudah anjlok di bawah 85 dollar AS per barel," kata Jusuf Kalla, Rabu (12/11/2014) malam.

Kemarin (13/11/2014) harga minyak jenis WTI untuk pengiriman Desember di Nymex turun menjadi 76,18 dollar AS per barel, terendah di 2014 ini.

Kalla mengatakan, pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi yang tadinya akan diumumkan di awal November tertunda lantaran pemerintah harus menghitung ulang rencana kenaikan itu. Meski pun begitu, Kalla masih enggan memberi kisaran kenaikan harganya.

Kini, ,pemerintah kini kembali membuat skenario kenaikan harga. Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago, ada tiga skenario yang saat ini disiapkan pemerintah. "Tapi masih rahasia," tutur Andrinof kepada Kontan, kemarin.

Pemerintah memang harus mempertimbangkan lagi rencana kenaikan BBM. Sebab, saat berencana menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 3.000 per liter menjadi Rp 9.500 per liter, harga keekonomian atau harga pasar premium di kisaran Rp 11.000 per liter. Alhasil, pemerintah masih memberikan  subsidi sebesar Rp 1.500 per liter.

Kini dengan harga minyak dunia yang turun cukup dalam, harga keekonomian atau harga tanpa subsidi premium sekitar Rp 8.000-an per liter. Hitungan VP Coorporate Communication PT Pertamina Ali Mundakir, dengan harga minyak dunia 80 dollar AS per barel, harga keekonomian premium Rp 8.600 per liter.

Bila pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter menjadi Rp 8.500 per liter, harga premium di pasaran sama saja dengan harga pasar. Dengan kata lain pemerintah benar-benar menghapus subsidi BBM.

Padahal, Mahkamah Konstitusi pada  Januari 2012 pernah berfatwa bahwa pemerintah dilarang melepas harga migas ke harga pasar.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistyaningsih menghitung, dengan harga minyak Indonesia (ICP) 90 dollar AS per barel dan kurs rupiah Rp 11.900 per dollar Amerika Serikat, harga keekonomian premium Rp 8.700 per liter.

Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) Agustinus Prasetyantoko berpendapat rencana kenaikan harga BBM bersubsidi Rp 3.000 per liter atau Rp 2.000 per liter bisa membuat harga premium menyamai, bahkan melebihi harga pasar. (Adi Wikanto, Asep Munazat Zatnika, Jane Aprilyani, Margareta Engge Kharismawati)

baca juga: Presiden Jokowi Disarankan Menaikkan Harga BBM Rp 2.500

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com