Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Kesejahteraan dengan "Melek" Finansial

Kompas.com - 16/06/2015, 07:31 WIB
Anne Anggraeni Fathana

Penulis

KOMPAS.com - Menurut survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2013, tingkat literasi keuangan Indonesia baru 21,8 persen dengan tingkat inklusi 59,7 persen. Sementara itu, untuk masyarakat berpenghasilan rendah hanya mencapai angka 18,71 persen.

Persentase tersebut mencerminkan bahwa masyarakat Indonesia masih belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keuangan. Padahal, Indonesia merupakan negara besar dengan lebih dari 17 ribu pulau.

"Melek" finansial bagi masyarakat bukan berarti sekedar bisa menabung. Ini merupakan proses untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan dalam diri untuk mengelola keuangan lebih baik.

Tentu saja, jika masyarakat semakin mengenal manfaat dari jasa dan layanan keuangan, maka akan semakin banyak transaksi sebagai penggerak roda perekonomian negara. Secara pribadi, cerdas mengelola keuangan dapat menghasilkan pendapatan pasif pendamping pendapatan aktif.

Kenali produk

Hal pertama harus diperhatikan jika membicarakan masalah finansial adalah cara mengatur pengeluaran. Seseorang harus cerdas mengatur pembelanjaan, pembayaran, dan pengeluaran lainnya agar tidak mengalami lebih besar pasak daripada tiang.

Jangan lupa untuk menabung. Banyak orang beralasan tidak bisa menabung karena uangnya telah dipakai untuk kebutuhan lain. Triknya, jadikan tabungan sebagai bagian dari kebutuhan dan tentukan tujuannya. Sisihkan uang setelah menerima pendapatan bulanan.

Produk keuangan lain yang sudah dikenal luas adalah kredit. Biasanya kredit digunakan sebagai pinjaman untuk memenuhi kebutuhan tersier, seperti membeli tiket liburan murah atau mengejar diskon di mal. Padahal, kredit dapat digunakan sebagai investasi produktif dan membawa keuntungan, misalnya biaya membangun kontrakan atau menambah modal usaha.

Selain itu, produk keuangan berikutnya adalah asuransi. Banyak orang abai karena tidak memikirkan efek jangka panjang produk satu ini. Jenis-jenis asuransi seperti pendidikan, kesehatan atau kendaraan merupakan sebuah jaminan finansial. Jika di masa depan menderita penyakit dengan biaya besar, asuransi dapat membantu meringankan biaya yang dikeluarkan.

Terakhir, seseorang yang cerdas finansial akan menyiapkan investasi untuk hidupnya. Perangkat investasi kini lebih umum diketahui masyarakat. Hari ini, ada beragam investasi yang dapat dipilih, di antaranya berupa emas, saham, reksadana, dan properti.

Kepemilikan semua produk dan jasa keuangan ini juga harus disertakan dengan pemahaman akan keuntungan dan kerugiannya. Ingatlah untuk menghitung bunga, hasil investasi, denda, dan risiko yang ada. Cermati biaya yang ditanggung dan berapa persentase keuntungan yang akan diperoleh.

Mulai untuk mengenal produk dan layanan keuangan secara luas sebaiknya memang dilakukan sedini mungkin. Hal ini tidak hanya akan membuat seseorang lebih pandai mengelola uangnya, tetapi juga akan pada kebebasan finansial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com