Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen Pajak: Saya Deg-degan Juga Deklarasi Baru Rp 37 Triliun, padahal Target Rp 4.000 Triliun

Kompas.com - 19/08/2016, 18:57 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi cemas melihat realisasi program amnesti pajak.

Hingga hari ini, dana yang sudah dideklarasikan masih jauh dari target. "Saya optimis, tetapi saya deg-degan juga sekarang baru Rp 37 triliun yang dideklarasikan, padahal yang ditargetkan Rp 4.000 triliun," ujar Ken saat berbicara dalam acara Tax Amnesty dan Property Investment di Jakarta, Jumat (18/8/2016).

Ia mengakui, realisasi amnesti pajak masih jauh dari harapan pemerintah. Meski begitu, ia masih optimistis, target amnesti pajak bisa tercapai.

Pemerintah sendiri menargetkan dana repatriasi amnesti pajak Rp 1.000 triliun, deklarasi Rp 4.000 triliun, dan uang tebusan Rp 165 triliun.

Dirjen Pajak hingga Presiden Joko Widodo sudah turun tangan langsung menyosialisasikan program amnesti pajak di sejumlah daerah.

Namun, Ken sedikit heran. "Dari jumlah yang sudah ikut itu baru 7.080 (wajib pajak). Padahal mulai pertama kali dideklarasikan Presiden, yang ikut hadir itu 20.000, berarti yang 12.000 belum ikut," kata Ken.

Ia kembali menyatakan akan menjamin kerahasiaan dan keamanan identitas para wajib pajak yang ikut program amnesti pajak.

Menteri Keuangan Sri Mulyani hingga Presiden Joko Widodo pun berkali-kali memberi jaminan amnesti pajak.

Hal itu dilakukan untuk meyakinkan para wajib pajak. Oleh karena itu, Ken mengajak para wajib pajak yang tertarik mengikuti program amnesti pajak untuk tidak ragu-ragu lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Whats New
Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Whats New
Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Whats New
Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Perumnas Bangun Hunian Modern di Cengkareng untuk Milenial

Perumnas Bangun Hunian Modern di Cengkareng untuk Milenial

Whats New
Kemenkes Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Usia 45 Tahun Bisa Daftar

Kemenkes Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Usia 45 Tahun Bisa Daftar

Whats New
Miliarder-miliarder Dunia Ini Raup Kekayaan dari Cokelat dan Permen

Miliarder-miliarder Dunia Ini Raup Kekayaan dari Cokelat dan Permen

Earn Smart
Kelas 1, 2, 3 BPJS Kesehatan Dihapus, Pemerintah Ganti Jadi KRIS

Kelas 1, 2, 3 BPJS Kesehatan Dihapus, Pemerintah Ganti Jadi KRIS

Whats New
Cegah Kecelakaan Bus Tak Berizin Terulang, Ini Sederet Catatan untuk Pemerintah

Cegah Kecelakaan Bus Tak Berizin Terulang, Ini Sederet Catatan untuk Pemerintah

Whats New
Fortress Pintu Baja Dukung Synergy Golf Party 2024

Fortress Pintu Baja Dukung Synergy Golf Party 2024

Rilis
10 Kota Terkaya di Dunia, 4 Ada di Asia

10 Kota Terkaya di Dunia, 4 Ada di Asia

Whats New
Ikan Bilih Danau Singkarak Terancam Punah, KKP Siapkan Aturan Pengelolaannya

Ikan Bilih Danau Singkarak Terancam Punah, KKP Siapkan Aturan Pengelolaannya

Whats New
Anniversary Ke-15, AUDY Dental Perkenalkan Logo Baru dan Beri Apresiasi kepada Karyawan dan Dokter

Anniversary Ke-15, AUDY Dental Perkenalkan Logo Baru dan Beri Apresiasi kepada Karyawan dan Dokter

Whats New
Australia Hadapi Krisis Perumahan, Ini Penyebabnya

Australia Hadapi Krisis Perumahan, Ini Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com