Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AirAsia Berencana Melantai di Bursa Hongkong

Kompas.com - 25/11/2016, 19:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KUALA KUMPUR, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan rendah terbesar di Asia, AirAsia Bhd berencana melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di bursa saham Hongkong.

Aksi korporasi ini guna memperkuat operasional AirAsia di Asia Tenggara dan menjaring investor untuk ekspansi secara regional.

"Ini tentang menciptakan mesin ekonomi tunggal yang mempermudah analis dan investor melihat grup secara keseluruhan. Aksi korporasi ini tidak menggangu operasional penerbangan meski layanan back office akan tersentralisir," ungkap CEO AirAsia Tony Fernandes seperti dikutip dari CNBC, Jumat (25/11/2016).

Fernandes mengungkapkan, pemikiran finansial di balik aksi korporasi ini adalah untuk memperluas basis investor AirAsia dan memberikan kemudahan bagi perseroan untuk memiliki satu set basis data.

Namun demikian, Fernandes tak memberi angka pasti terkait target IPO. Entitas baru AirAsia di Hongkong, yang bernama ASEAN Holding Co juga akan meningkatkan profil bisnis AirAsia di pasar Asia Utara.

AirAsia juga melihat kemungkinan melisting sahan di Indonesia dan Filipina pada kuartal II 2017 sebelum peluncuran operasional konsolidasi, lagi-lagi Fernandes tak menjelaskan secara rinci.

Selain itu, AirAsia juga kabrnya akan melantaikan pusat pelatihan kru penerbangan di bursa saham Malaysia.

Sebelumnya, Fernandes mengatakan keinginannya untuk menggabungkan operasional di Malaysia, termasuk di antaranya operasional di Indonesia, Thailand, dan Filipina. AirAsia juga menjajaki kemungkinan divestasi beberapa bisnis non-inti.

Reuters pun mengabarkan bahwa AirAsia berniat menjual saham mayoritas operasional pembiayaan Asia Aviation Capital yang memiliki valuasi sekira 4,1 miliar ringgit atau 922,38 juta dollar AS.

Per kuartal III 2016, laba AirAsia tercatat sebesar 53,9 juta ringgit atau 79,62 juta dollar AS setelah mengalami rugi sebesar 405,7 juta ringgit pada periode yang sama tahun lalu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com