Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uskup Timika: Terserah Freeport Mau Tutup Atau Tidak

Kompas.com - 27/02/2017, 15:42 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menerima tamu istimewa dari tanah Papua. Tamu istimewa tersebut yakni Uskup Gereja Timika, John Philip.

Kedatangan John menemui Menteri ESDM terkait nasib masyarakat Papua dan lingkungan sekitar tambang PT Freeport Indonesia (PT FI) yang telah puluhan tahun menambang emas dan tembaga di Timika.

"Kami minta, hak masyarakat harus dapat tempat yang sama penting dalam seluruh negosiasi. Kami juga minta baik pemerintah dan perusahaan (Freeport) menghentikan semua gerakan PHK, yang pemerintah dan perusahaan harus bertanggung jawab atas kebijakan yang dibuat," ujar John di Jakarta, Senin (27/2/2017).

Menurut John, saat ini masyarakat sudah tidak memikirkan lagi apakah nantinya perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) tetap bertahan di Indonesia atau tidak.

"Kami terserah mau tutupkah atau tidak. Kami tidak ada soal, tapi kemudian kalau perusahaan tutup bagaimana lingkungan yang dihancurkan, harus perusahaan dan pemerintah yang bertanggung jawab atas itu," terangnya.

John menyebut, hingga saat ini PT FI telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.150 pekerja. Jumlah ini pun terus bertambah setiap harinya.

"Kami tidak tahu siapa yang salah. Setiap hari pekerja pertambangan dikurangi dan dihentikan. Jadi yang kami minta kepada pemerintah dan perusahaan bertanggung jawab atas situasi ini," tegasnya.

John menambahkan, polemik pemerintah dan Freeport semakin menambah kesenjangan sosial di Papua. Sebab, adanya aturan pemerintah membuat operasi Freeport secara mendadak berhenti dan nasib para pekerjanya terkatung-katung.

"Jadi menurut kami silahkan pemerintah dan perusahaan (bernegosiasi), tapi keselamatan masyarakat lebih penting. Ini yang harus dilindungi. Karena jika tiba-tiba dihentikan, bagaimana dia harus makan besok, bagaimana anak-anak harus pindah sekolah, ada yang stroke, sakit dan meninggal," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com