Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mei-Oktober, ITB Gelar Rating Kota Cerdas 2017

Kompas.com - 28/04/2017, 15:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Institut Teknologi Bandung (ITB) akan menggelar Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) 2017. Kegiatan ini akan digelar mulai Mei hingga Oktober 2017.

Guru Besar ITB dan Ketua Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC)  Suhono Harso Supangkat menjelaskan bahwa Rating Kota Cerdas Indonesia adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk melakukan pemetaan sehingga tiap kota mampu menjadi Kota Cerdas berdasarkan potensi dan karakter lokal.

Rencananya, acara ini akan dibuka oleh Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla pada 4 Mei 2017 di Istana Wapres.

"Semua walikota diundang untuk menghadiri acara ini sekaligus mengadakan semacam talk show dengan mengundang 3 Kementrian, Kemendagri, Bappenas dan Kemenkominfo serta Apeksi dan APIC,” ungkapnya melalui keterangan tertulis, Jumat (28/4). 

Inti dari kegiatan ini adalah mengenalkan model ukuran kematangan kota cerdas di Indonesia. Yakni, sejauh mana tingkat kesiapan kota-kota dalam membangun kotanya sehingga warganya bisa hidup nyaman, bahagia, sejahtera yang berkelanjutan.

“Banyak persepsi membangun kota cerdas hanya membangun Command Center saja atau aplikasi, tetapi tidak melihat aspek ekosistem lainnya seperti manusia, budaya sebelumnya hingga tata kelola,” ulasnya.

Tujuan RKCI yakni melakukan pengukuran kinerja pengelolaan kota terhadap pelayan masyarakat. Kemudian, memberikan gambaran yang lebih komphrehensif mengenai kondisi kota dan permasalahan di dalamnya.

RKCI juga bertujuan untuk memberikan pedoman bagi stakeholder kota dalam membangun layanan kota. Juga, sebagai proses evaluasi berkelanjutan dalam implementasi smart city di kota kota Indonesia

“Permasalahan kota seperti kemacetan, kejahatan, lingkungan  dan  lainnya  kian  kompleks.  Hal  ini menyebabkan  adanya  kebutuhan  inovasi  dalam mengatasi permasalahan kota," kata dia.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa implementasi smart city sebagai solusi banyak dilakukan kota namun belum ada model referensi.

"Karena itu, dibutuhkan evaluasi dan pemetaan kondisi kota agar tiap kota mampu berinovasi berdasarkan  kondisi  dan  karakteristik  tiap  kota  di Indonesia,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com