Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ini Penjelasan Kementan soal Pemantauan Luas Tanam

Kompas.com - 16/07/2017, 17:33 WIB

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menjelaskan soal pemantauan luas tanam padi dan jagung melalui rilis yang diterima Kompas.com pada Sabtu (15/7/2017). Menurut Kementan, pemantauan itu dilakukan secara harian dan berjenjang mulai dari desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga nasional.

Secara teknis, data dikumpulkan petugas lapangan dan dikirim melalui layanan pesan singkat (SMS) ke SMS center dengan aplikasi secara dalam jaringan (online). Kementan memerlukan data luas tanam sebagi bahan pengambilan kebijakan dan langkah teknis operasional di lapangan. Tujuannya, untuk meningkatkan produksi.

Ini sekadar contoh terkait dengan pemantauan tersebut. Target luas tanam padi nasional pada Juli 2017 adalah 1.179.065 hektar. Realisasi hingga 14 Juli 2017 adalah 415.801 hektar.

Sebelumnya, warta di Harian Kompas pada Sabtu (15/7/2017) menunjukkan adanya potensi ketidaktepatan penghitungan luas panen dan produksi pangan. Hal ini disampaikan oleh Anggota Ombudsman Republik Indonesia Ahmad Alamsyah Saragih. (Baca: Kekeliruan Data Pangan Dapat Picu Gejolak)

Di dalam warta itu, Alamsyah mengutip hasil uji coba penghitungan luas panen oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan metode kerangka sampling area (KSA) dengan sampel Indramayu dan Garut, Jawa Barat pada Maret-Desember 2015. Pada uji coba itu ditemukan perbedaan angka. Salah satunya dengan metode KSA, panen di Indramayu mencapai luas 183.000 hektar, lebih rendah daripada penghitungan berdasarkan statistik pertanian padi (SP-Padi), yakni 201.200 hektar.

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono menyatakan, pengujian di Kabupaten Indramayu dan Garut pada 2015 tidak dimaksudkan untuk memperkirakan hasil produksi. Uji coba digelar untuk memberbaiki cara menghitung selama ini dengan SP-Padi. Hasil uji coba KSA tidak bisa digunakan untuk menyimpulkan luas panen sebab masih ada kekurangan. "Kementan sepakat dengan apa yang disampaikan Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono," tulis rilis Kementan ini.

Selanjutnya, dalam upaya untuk meningkatkan keakurasian data pangan tersebut, Kementan bersama institusi terkait saat ini sedang berupaya meningkatkan keakurasiannya.

Upaya tersebut juga telah disampaikan oleh Direktur Jenderal Tanaman pangan Kementerian Pertanian Gatot Irianto, yang menegaskan bahwa penghitungan luas panen sudah menggunakan teknologi penginderaan jauh. Kementan saat ini bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dengan mengolah data dari citra setelit landsat-8. Gatot juga menambahkan bahwa penghitungan luas panen ini juga bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Lalu, dalam keterangan tertulisnya, Kepala Pusat Data dan Informasi Kementan Suwandi mengatakan ada koordinasi kebijakan satu data dengan BPS yang sudah menyusun peta jalan (roadmap) untuk memperbaiki data pangan. Perbaikan dilakukan dalam koordinasi BPS dengan Kementan, BPPT, Lapan, Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan sebagainya," kata Suwandi sembari menambahkan bahwa berbagai metode perbaikan data pangan sudah harus diselesaikan pada 2018.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com