Rabu (27/6/2013) malam, kiat sukses pun dibagikan Henry. Kesuksesan yang terlihat hari ini adalah hasil yang didapat setelah melewati rentetan kegagalan saat mencoba seribu satu cara untuk membiayai hidup.
"Semua berasal dari keisengan sepuluh tahun lalu," kata Henry mengawali kisah. Saat itu, dia berpikiran membuka usaha cuci mobil, jenis bisnis yang sama sekali tak dipandang apalagi dibanggakan.
"Saya selalu berpikir out of the box untuk berbisnis. Di luar, orang-orang gak main usaha itu, (maka) akan saya mainkan. Kalau main di dalam (jenis bisnis yang sama), pasti banyak saingan dan sulit berjuang mendapatkan profit," papar Henry, di Urban Kitchen, Senayan City, Jakarta.
Hanya bermodal nekat dan saat itu menanggung banyak utang untuk sewa lokasi maupun peralatan, Henry memulai usaha cuci mobil. Investasi pertama yang dia gunakan senilai Rp 150 juta yang lalu membengkak sampai Rp 200 miliar.
Auto Bridal, adalah usaha cuci mobil yang mengawali perjalanan panjang kiprahnya di bisnis waralaba. Usaha ini sejak awal dia bangun dengan konsep senyaman mungkin laiknya sedang berada di hotel. Di lokasi Auto Bridal, tersedia penyejuk udara, fasilitas refleksi, dan kafe.
Hasilnya? Semua utang bisa dia lunasi. Henry pun berpikir mengembangkan jejaring Auto Bridal. Model waralaba dia pilih untuk pengembangan usahanya.
Mengapa waralaba yang dipilih? "Kalau bermain usaha sendiri, uang dan investasinya terbatas," ujar Henry. Seiring waktu, Auto Bridal kini sudah merambah Singapura dan Malaysia.
Kunci sukses menembus negeri jiran, sebut Henry, adalah keunikan usaha. "Itu yang harus kita jual. Tidak punya modal dan tidak punya pendidikan tinggi jangan dijadikan hambatan, karena saya dulu juga tidak lulus dan tidak naik kelas," kata Henry.
Baca selanjutnya, tulisan:
Sukses di Satu Bidang, Tak Jamin Langsung Sukses di Bidang Lain
Kuncinya, Jangan Pernah Menyerah