Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukses di Satu Bidang, Tak Jamin Langsung Sukses di Bidang Lain

Kompas.com - 27/06/2013, 10:44 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sukses membangun satu jenis jejaring waralaba, bukan jaminan akan seketika sukses pula ketika merambah bisnis lain. Henry Indraguna merasakan getirnya gagal membangun bisnis kuliner setelah 10 tahun menyesap kesuksesan usaha cuci mobil Auto Bridal.

Di usia 39 tahun, Henry sudah tak lagi memegang sendiri pengelolaan Auto Bridal. Ibarat kata, dia sudah pensiun, tinggal menjadi penasihan dan chairman. Bisnis lain pun terbersit untuk dijajal. "Yang mampu merangkul usaha kecil menengah," adalah mimpi Henry, yang dia ungkapkan saat berbagi kiat, di Jakarta, Rabu (26/6/2013).

Makanan, menjadi pilihan bakal bisnis baru Henry. "Ini pertaruhan besar," ujar dia mengawali babak baru petualangan waralabanya.

Henry mengatakan usaha kuliner ternyata jauh lebih sulit dibandingkan menggarap bisnis cuci mobil. "Karena (keberhasilan) usaha ini ditentukan selera lidah masyarakat," kata dia.

Berawal dari suka

Henry mengaku sebagai penyuka bakso. Maka bakso dia jajal sebagai peruntungan memulai usaha kuliner.

Pertama kali yang Henry lakukan adalah mendatangi tempat penjual bakso yang menurut dia paling enak. "Itu adalah Bakso Pak Bagong di Wonogiri, Jawa Tengah," sebut dia.

Bolak-balik ke Wonogiri, dilakoni Henry selama 4 tahun. Bukan cuma untuk memastikan inilah bakso terenak seperti pendapatnya semula, melainkan juga untuk mendapatkan resep racikan bakso itu.

Berkali-kali dia datangi bakso ini. Terus-menerus dia merayu si pemilik untuk berbagi resep. Sama banyak pula penolakan dia dapat dari si pemilik.

Akhirnya, setelah bolak-balik berupaya merayu ke Wonogiri selama 4 tahun, Henry nekat datang dengan membawa uang Rp 50 juta. Berbekal nominal itu, Henry akhirnya bisa mendapatkan resep bakso paling enak yang pernah dia rasakan.

Kegagalan itu..

Untuk memuluskan rencana bisnis kuliner pertamanya, Henry menggandeng artis Kiki Amalia. Nama "Mie Balungan Kiki Amalia" pun disematkan.

Sukses berusaha di bisnis otomotif selama 10 tahun, ternyata bukan jaminan usaha kulinernya langsung lancar dan mulus. Hari pertama jualan bakso, omzetnya memang Rp 6 juta. Tapi, tiga bulan kemudian bisnis ini hancur.

Tujuh gerai "Mie Balungan Kiki Amalia" gulung tikar. Kerugian yang harus ditanggung dari bisnis bakso tiga bulan tersebut, mencapai Rp 1,8 miliar.

Menyerah? "Jangan pernah menyerah sebelum 1.001 cara Anda lakukan," sergah Henry. Hari ini terbukti ada 100-an gerai waralaba "Mie Balungan". Kiat Henry bangkit dari keterpurukan, ada pada tulisan ketiga dari tiga tulisan ini.

Baca juga: Bermodal "Out of The Box" Membangun Auto Bridal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com