Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT ABC Presiden Targetkan Penjualan Naik 30 Persen

Kompas.com - 01/07/2013, 14:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Produsen makanan dan minuman PT ABC President Indonesia tergetkan penjualan teh dalam kemasan bisa meningkat mencapai 30 persen dari tahun lalu.

“Kalau dilihat dari penjualan hingga mei tahun ini sudah memenuhi target namun kita ingin meningkatkan lagi hingga 30 persen,” kata COO PT ABC Presiden Indonesia DWI Hadmadji di sela-sela acara pemecahan rekor muri buka tutup botol sebanyak 13.000, di Jakarta, Senin (1/7/2013).

Untuk memenuhi target penjualan tersebut, PT ABC Presiden Indonesia melakukan penetrasi pasar dengan lebih mendekatkan diri kepada konsumen terutama anak muda dengan berbagai komunitasnya.

“Komunitas ini kan mempunyai anggota yang bagitu besar di Indonesia. Untuk itu kita rangkul mereka dan berikan keceriaan seperti pemecahan rekor MURI dengan melakukan pembukaan tutup botol terbesar di Indonesia dan berbagai atraksi di 3 kota besar seperti Jakarta, Jogja, dan Surabaya. Dengan pendekatan ini akan membuat produk kami lebih memasyarakat dan dicintai,” kata Dwi.

Dwi mengatakan, salah satu produk ABC, yakni Nu Green Tea, telah memimpin pasar teh hijau sebesar 60 persen. Produk minuman teh pun menjadi kontributor utama bisnis ABC President.

"Dari tahun ke tahun, tren minuman teh semakin membesar," ujarnya.

Asal tahu saja, minuman teh hijau kini menyerap 15 persen atau sekitar 180.000 liter dari total penjualan teh dalam kemasan yang mencapai 1,2 juta liter di tahun 2012.

Menurut Dwi, di tahun fiskal 2012, produk minuman memberi kontribusi hingga 60 persen dari total pendapatan ABC. Sedangkan sisanya berasal dari penjualan produk mi instan yang mencapai 40 persen.

Padahal, di tahun 2011, produk minuman belum menjadi penopang utama penjualan ABC President dibanding produk mi instan. "Selama tiga tahun ini, pertumbuhan produk teh bisa mencapai 30 persen-40 persen per tahun," paparnya.

Meski pertumbuhan yang begitu besar, ABC President belum berencana memperbesar kapasitas produksi tahun ini. Sebab, menurut Dwi, kapasitas produksi pabrik ABC masih bisa memenuhi permintaan pasar yang mencapai satu juta karton per bulan.

Saat ini, kapasitas produksi terpasang ABC sebesar 1,1 juta karton per bulan. Adapun utilisasi produksi masih sekitar 80 persen dari total kapasitas produksi pabrik. "Kita ingin fokus memperbesar distribusi dan jaringan pemasaran," katanya.

Namun, ia menambahkan, jika permintaan semakin membesar, perusahaan akan memaksimalkan kapasitas produksinya.

Saat ini, ABC memiliki beberapa produk minuman dalam kemasan, seperti Nu Green Tea, Nu Milk Tea, dan minuman jus Juv, serta produk mi instan merek ABC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com