Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahan Panas, Buah Ajaib Gampang Dibudidayakan (2)

Kompas.com - 12/07/2013, 13:33 WIB

KOMPAS.com -
Tanaman miracle fruit alias buah ajaib kini sedang naik daun. Tanaman ini populer berkat kemampuannya mengubah rasa di lidah menjadi manis. Lantaran khasiatnya itu, tanaman ini diyakini bisa membantu penderita diabetes.

Komoditas asal Afrika Barat ini juga banyak diburu kolektor tanaman karena tergolong tanaman unik. Tak heran, bila budidaya miracle fruit kini sedang ngetren.

Deni Hadian, Kepala Pemasaran Sentra Tani Bogor, Jawa Barat bilang, budidaya buah ajaib tergolong mudah. Tanaman ini gampang tumbuh dan tidak memerlukan air dalam jumlah banyak. Dan sesuai cuaca di negara asalnya, buah ajaib bisa dikembangkan di daerah yang cuacanya panas.

Kendati demikian, lahannya harus subur agar tanaman tumbuh subur. Sebelum ditanam, tanahnya harus digemburkan terlebih dahulu. ''Penyiraman cukup dua kali kali sehari jika panas, dan jika musim hujan tidak perlu disiram,“ kata Deni.

Tanaman ini juga tidak memerlukan lahan yang luas bahkan bisa dibudidayakan dengan menggunakan pot saja. Soalnya, miracle fruit  tergolong tanaman perdu yang tinggi maksimal hanya 1 meter dan ukurannya kecil.

Bila di tanam di lahan, jarak tanam antar pohon minimal 2 x 1 meter persegi (m²).  Tanaman ini cukup lama berbuahnya. Deni menyatakan, perlu waktu sekitar tiga hingga empat tahun menunggu tanaman ini berbuah.

Saat itu, tinggi pohon buah ajaib Deni sudah mencapai 40 centimeter (cm)-60 cm. Setelah buah pertama, buah ajaib akan berbuah terus sepanjang tahun. “Semakin tua pohonnya semakin banyak buahnya, sekitar 10 hingga 20 buah per pohon,“ cerita Deni.

Menurut Deni, khusus buah ajaib berdaun kecil dapat berbuah lebih cepat, yakni satu tahun. Untuk hama, Anda hanya harus waspada dengan keberadaan kutu daun. ''Biasanya sudah ada di daun dan pangkal buah,“ tukasnya.

Dian Lestari, pemilik Harvin Green asal Bogor, Jawa Barat mengakui, budidaya miracle fruit tidak sulit. "Perawatannya tidak terlalu banyak, tetapi memang agak lama menunggu berbuah,“ ujar Dian.

Layaknya tanaman perdu, pembiayaan dilakukan dengan biji. Tanaman miracle fruit tidak bisa distek ataupun juga dibiakkan dengan okulasi. Persoalannya, biji tanaman buah ajaib ini belum banyak dijual. Maka tidak jarang orang harus mengimpornya biji tanaman itu.

Sementara bagi pembudidaya lama, harus menunggu biji dari tanaman yang sudah berbuah. Menurut Dian, pemupukan buah ajaib cukup lakukan sebulan sekali. Penggunaan pupuk kandang lebih dianjurkan. (Selesai) Baca sebelumnya:  Janji Manis Budidaya Buah Ajaib (1)
(Pravita Kusumaningtias, Revi Yohana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com