Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima BUMN Konstruksi Disiapkan Garap JSS

Kompas.com - 16/07/2013, 17:06 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian BUMN menyiapkan lima perusahaan konstruksi pelat merah untuk bisa terlibat dalam pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS).

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, lima BUMN yang dimaksud adalah PT Adhi Karya Tbk, PT Hutama Karya, PT Pembangunan Perumahan Tbk, PT Waskita Karya Tbk, dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

"Ya kita bikin konsorsium bersama. Saya lagi bertanya-tanya, siapa yang berpengalaman tapi semuanya mengaku berpengalaman. Ada lima yang kira-kira menjadi BUMN gajahnya," katanya, Selasa (16/7/2013).

Meski demikian, Dahlan menolak untuk menjelaskan terkait pembagian saham proyek konsorsium tersebut. "Kalau soal itu masih terlalu jauh," tambahnya.

Pekan ini seharusnya pemerintah akan memutuskan dua opsi pembangunan JSS, yaitu apakah studi kelayakan memakai dana APBN atau tidak, serta studi kelayakan akan dibangun oleh BUMN dan pemrakarsa.

Khusus untuk keterlibatan perusahaan milik pemerintah dalam proyek tersebut, Menteri BUMN yang berhak menentukan perusahaan mana yang akan ikut serta.

Hingga saat ini, pemerintah telah melakukan pra-studi kelayakan yang meliputi studi gelombang, kegempaan, angin, tsunami, hingga air laut. Nantinya kajian tim ini akan disampaikan ke tim studi kelayakan selanjutnya.

Namun, bila tetap ingin memakai dana dari APBN, pemerintah akan melihat kondisi keuangan negara. Sebab, Menteri Keuangan Chatib Basri tidak setuju jika pembangunan JSS memakai dana dari APBN.

"Kalau keuangan mau diputuskan APBN, ada tidak dananya. Dua opsi ini masih terbuka," kata Menteri Perekonomian Hatta Rajasa.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat memberi bocoran soal waktu pembangunan JSS. Pembangunan tersebut akan dimulai setidaknya sebelum masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berakhir.

"Sebelum berakhirnya pemerintahan 2014, kawasan JSS sudah mulai groundbreaking atau dibangun karena itu janji kampanye Presiden SBY," kata Hidayat saat ditemui di Kantor Kementerian Perekonomian Jakarta, Kamis (11/7/2013).

Awalnya, pembangunan kawasan JSS yang diperkirakan akan menelan dana sekitar Rp 200 triliun ini akan memakai dana dari APBN. Namun, Menteri Keuangan Chatib Basri akhirnya menyetujui bahwa pembangunannya merupakan konsorsium dari pemrakarsa dan BUMN.

"Jadi pembangunannya tidak pakai dana APBN. Proyek ini kan kalau menggunakan dana APBN bisa Rp 200 triliun, kan tidak mungkin. Nanti harga BBM pasti dinaikkan lagi (untuk membiayai proyek tersebut)," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com