"Peningkatan (permintaan) biasanya terjadi saat pancaroba dengan tingkat suhu dingin luar biasa. Delapan puluh persen produksi kondom RNI untuk ekspor," kata Ismet Hasan Putro, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), produsen Meong dan Artika, di kantor Kementerian BUMN, Senin (12/8/2013).
Ismet menyatakan, kondom produksi RNI yang diekspor ke Timur Tengah dan Afrika berbahan sama dengan yang dipasarkan di dalam negeri. Yang membedakan hanya ukuran yang lebih besar.
Adapun penjualan kondom RNI ke dua wilayah tersebut menurut Ismet mencapai 50.000 gros per tahun. Sementara itu, penjualan lokal mencapai 20.000 gros per tahun.
Ismet mengatakan, kapasitas produksi kondom di RNI mencapai 950.000 gros per tahun, tetapi yang terpakai hanya 650.000 gros per tahun. Hal ini menyebabkan terjadinya idle sebanyak 350.000 gros.
"Supaya penjualan naik 20 persen, kami akan melakukan redesign dan repackaging untuk (yang akan diekspor ke) Afrika. Kelebihan produk kami di pasar ekspor adalah (tersedianya) kondom bergerigi. Selain itu, terdapat pilihan rasa durian, mangga, stroberi, dan jeruk," ungkap Ismet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.