Menurutnya, di tengah kondisi fundamental dalam negeri yang sedang merosot, BI tidak ikut-ikutan dalam mengantisipasi pelemahan tersebut. "BI rate tetap 6,5 persen, terus terang, ini adalah langkah yang bagus, langkah yang cukup berani," kata Satrio di Jakarta, Kamis (15/8/2013).
Satrio menambahkan, dengan keputusan untuk menahan BI rate, seharusnya memberi sentimen positif ke pasar modal. Namun memang kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang berhadapan dengan Dow Jones Industrial (DJI) yang semalam membuat tanda bearish.
Dengan BI Rate tetap, kata Satrio, berarti risiko dalam negeri telah hilang dan hanya tersisa risiko regional. Karena dengan BI Rate tetap, harusnya bank-bank dan sektor properti tidak perlu lagi menaikkan suku bunga kredit.
"Memang perekonomian Indonesia saat ini, juga masih menghadapi penurunan pertumbuhan ekonomi. Sehingga langkah BI tetap untuk mempertahankan suku bunga acuannya," tambahnya.
Peran BI Rate itu, lanjut Satrio, menjadi penting karena kondisi dari bursa regional terlihat tidak terlalu bagus.
Saat ini, pelaku pasar di bursa Amerika kembali mengkhawatirkan langkah The Fed untuk mengurangi stimulus (tappering). Koreksi 113,35 poin (0,73 persen) yang terjadi semalam di bursa Amerika, signalnya negatif karena posisi penutupan di level 15.337,66 adalah sedikit di bawah suport pertama dari indeks tersebut di 15.342.
"Kisaran 4.640 - 4.750 akan menjadi kisaran utama pergerakan IHSG hari ini. Jika suport di 4.640 gagal bertahan, secara teknikal IHSG akan mengakhiri trend naik jangka pendek, dan akan kembali membuka potensi koreksi hingga 4.450 - 4.500," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.