Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Staf Khusus Presiden: BI Rate 7 Persen, Bukan Pertanda Krisis

Kompas.com - 29/08/2013, 21:17 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Staf Khusus Presiden yang membidangi ekonomi, Firmansyah, mengatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 7 persen tidak mengindikasikan Indonesia sudah memasuki krisis.

"(Kita) belum krisis ekonomi dan moneter," kata Firmansyah di Istana, Jakarta, Kamis (29/8/2013). Sebagai gambaran, dia membandingkannya dengan situasi krisis keuangan Indonesia pada 2008. Saat itu, posisi BI Rate adalah 9,55 persen.

"(Namun) kondisi saat ini terus kami waspadai. Tetapi kalau dibilang krisis, jawabannya tidak," Firmansyah menegaskan. Menurut dia, sektor riil dan konsumsi masih tumbuh positif.

Firmansyah menyebutkan, pemerintah terus melakukan beragam upaya dari sisi fiskal, seperti mendorong investasi dan ekspor serta memberi substitusi impor.

Untuk mendongkrak daya beli masyarakat, kata dia, pemerintah berupaya meningkatkan pengelolaan pasokan kebutuhan pokok dan menjaga penyerapan tenaga kerja. "Terus menjaga pertumbuhan ekonomi," sebut dia.

Firmansyah pun berpendapat, kenaikan BI Rate belum akan berdampak langsung pada kredit perbankan. "Belum, kredit di sektor mikro masih tumbuh tinggi," tepis dia.

Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Tambahan, Kamis (29/9/2013), menaikkan BI Rate dari posisi 6,5 persen per 11 Juli 2013 menjadi 7 persen. Meski disebut kenaikan ini mendapat respons positif pasar yang terindikasi dari kenaikan indeks bursa dan penguatan tipis rupiah, tetap ada kekhawatiran bahwa kredit akan melambat karena suku bunga perbankan "terseret" kenaikan BI Rate.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com