Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Jualan Sandal Kini Sukses Berbisnis Empal

Kompas.com - 30/09/2013, 10:41 WIB


KOMPAS.com -
Bagi pencinta kuliner khas Cirebon tentu tidak asing lagi dengan empal gentong dan empal asem. Makanan berkuah mirip gule itu sangat populer sehingga banyak wisatawan yang sengaja datang ke Cirebon hanya sekadar ingin mencicipi empal gentong dan empal asem.

Satu di antara empal gentong dan empal asem yang populer di Cirebon adalah Empal Gentong dan Empal Asem H Apud. Warungnya terletak di Jalan Ir H Juanda, Desa Battembat, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, atau sekitar 5 kilometer arah barat dari pusat Kota Cirebon.

Ketenaran empal gentong dan empal asem H Apud tiada lain karena sentuhan tangan sang empunya, H Machfud atau akrab disapa Haji Apud. Pria kelahiran Cirebon, 9 Oktober 1955 itu mulai membuka warung empal gentong dan empal asem pada 1993.

"Ketika itu yang pertama ditawarkan adalah empal gentong. Ini karena empal gentong jauh lebih populer ketimbang empal asem," ujarnya, saat ditemui di RM Empal Gentong dan Empal Asem H Apud.

Haji Apud bercerita, membuka warung empal gentong pada 1993 hanya modal nekat. Daripada menganggur tanpa punya penghasilan, dia memberanikan diri mengajak pedagang empal gentong keliling untuk bekerja sama. Tujuannya, selain bisa patungan berbisnis juga sekalian bisa belajar bagaimana membuat empal gentong yang lezat.

Ternyata seorang pedagang empal gentong keliling bersedia diajak kerja sama. Sebuah warung sederhana pun didirikan di tepi Jalan Ir H Juanda, Battembat, Kabupaten Cirebon. Empal gentong murah-meriah dengan harga Rp 1.500 per porsi ditawarkan di warung tersebut.

"Waktu itu modal awal usaha saya hanya Rp 300.000-an. Saya beli daging sapi dan jeroan sekitar 10 kilogram lalu dibikin empal," kata Haji Apud.

Setelah beberapa tahun berjalan, ternyata sang partner mengundurkan diri. Haji Apud pun bersolo karier. Berkat keuletannya, bisnis empal Haji Apud menuai sukses. Haji Apud dan istri pun bisa menunaikan ibadah haji pada 2009, dan jumlah karyawan di warung empalnya bertambah hingga mencapai 25 orang.

Bukan hanya itu, jumlah empal yang diproduksi terus meningkat. Dari semula hanya menghabiskan 10-15 kilogram daging per hari, kini menjadi 70 kilogram per hari di hari biasa. Sementara akhir pekan mencapai 1 kuintal daging.

Setiap 1 kilogram daging bisa hasilkan 10 porsi empal gentong dan empal asem. Harga yang ditawarkan Rp 16.000 per porsi belum termasuk nasi atau lontong. Jika ditambahkan nasi, harga ditambah Rp 5.000. Artinya, Haji Apud mampu kantungi omzet Rp 14,7 juta-Rp 21 juta per hari.

Haji Apud merupakan wirausahawan sejati. Sejak lahir, ia banyak belajar berwirausaha dari orangtuanya. Tidak mengherankan jika sebelum terjun ke bisnis empal, Haji Apud pernah beberapa kali berbisnis bidang lain. "Saya pernah jualan sandal di Sukabumi. Setelah dirasa bosan berada di kota orang, saya memilih pulang kampung," ujarnya. (Ida Romlah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com