Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Capres Hindari Bicara Soal Freeport hingga Blok Mahakam

Kompas.com - 28/10/2013, 16:46 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Effendi Gazali mengajak masyarakat menantang seluruh calon presiden yang akan bertarung di 2014 berbicara mengenai pengelolaan sumber daya alam di Indonesia.

Menurut Effendi, komitmen calon kepala negara perlu dipastikan demi kemaslahatan rakyat Indonesia. Dia yakin, isu mengenai pengelolaan sumber daya alam ini merupakan hal yang paling dihindari oleh semua calon presiden.

"Tantang semua capres berani enggak bicara soal Freeport, soal Blok Mahakam? Karena ini yang paling dihindari. Coba tanya ke presiden, pasti enggak berani bicara langsung," kata Effendi, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (28/10/2013).

Effendi menjelaskan, seluruh calon presiden akan menghindar memberi jawaban pasti terkait komitmennya dalam pengelolaan sumber daya alam seperti Freeport dan Blok Mahakam karena ada kekuatan besar di baliknya. Kekuatan besar itu, kata Effendi berasal tidak hanya dari dalam, tetapi juga dari pihak asing.

"Ada kekuatan asing yang bisa menggoyang di dunia internasional," ujarnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data Indonesian Resources Studies (IRESS) kontrak Blok Mahakam antara pemerintah Indonesia dengan Total (Perancis) dan Inpex (Jepang) akan berakhir pada Maret 2017 setelah berjalan sejak 1 April 1967.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22/2001 tentang Minyak dan Gas, kontraktor dapat mengajukan perpanjangan kontrak kepada pemerintah Indonesia. Dalam UU yang sama, Pertamina juga berhak mengajukan permintaan kepada pemerintah untuk mengelola Blok Mahakam dan telah diajukan sejak 2008 hingga saat ini.

Di sisi yang lain, Total dan Inpex telah mengajukan perpanjangan kontrak sejak 2007 dan terus diulang hingga saat ini. Semula Blok Mahakam memiliki cadangan sekitar 27 triliun cubic feet (TCF) gas dan 600 juta barel minyak.

Pada saat kontrak berakhir, diperkirakan cadangan masih tersisa sekitar enam sampai delapan TCF gas, dan 100 juta barel minyak. Diasumsikan, nilai dari cadangan gas dan minyak itu mencapai sekitar Rp 1.100 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com