Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Redenominasi Tunggu Situasi Aman

Kompas.com - 30/10/2013, 15:35 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Nasib penyederhanaan nilai nominal uang (redenominasi) hingga saat ini masih belum jelas. Pemerintah pun masih belum rampung melakukan persiapan sosialisasi kebijakan yang rencananya akan dirilis pada tahun depan ini.

"Soal redenominasi, nanti setelah situasinya aman dulu," kata Menteri Keuangan Chatib Basri selepas upacara Hari Oeang di Kementerian Perekonomian Jakarta, Rabu (30/11/2013).

Chatib menganggap,  kondisi saat ini  belum tepat untuk menjalankan kebijakan redenominasi.  Kebijakan ini bisa berjalan bila keadaan ekonomi Indonesia stabil.

"Bila ekonomi stabil, ini baru bisa digunakan. Soalnya ini belum (stabil), dengan kurs dan inflasi yang begini," tambahnya.

Akibat dampak kenaikan harga BBM bersubsidi, inflasi pada Juli 2013 sempat melonjak 3,29 persen, kemudian Agustus mencapai 1,29 persen.  Dan September mulai mereda dengan mengalami deflasi 0,35 persen.  Hingga September, inflasi year on year sudah mencapai 8,4 persen.  Hal ini memaksa pemerintah merevisi target inflasi tahun ini dari 7,2 persen menjadi 9,2 persen. Untuk inflasi Oktober, Chatib memprediksi, akan berada di sekitar 0,4 persen.

Sementara pergerakan nilai tukar rupiah yang saat ini masih tertekan di level Rp 11.161 per dollar AS, melemah dibanding kemarin di level Rp 11.076 per dollar AS.

Rencananya, proses redenominasi akan dimulai pada tahun 2014 dengan masa transisi sekitar tiga tahun. Sehingga penerapan redenominasi secara penuh baru bisa dilakukan pada 2018 mendatang. Saat ini, kebijakan tersebut ditangani oleh Bank Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com