Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakrie Telecom Gagal Bayar

Kompas.com - 08/11/2013, 09:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Persaingan sengit bisnis telekomunikasi mencekik emiten sektor ini, terutama, operator berbasis code division multiple access (CDMA). Salah satu operator CDMA, PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), bahkan gagal membayar kupon bunga obligasi yang jatuh tempo, kemarin, lantaran tak memiliki dana cukup.

BTEL tak sanggup membayar kupon bunga atas obligasi bertajuk guaranteed senior notes yang diterbitkan anak usahanya, Bakrie Telecom Pte Ltd. Utang pokok obligasi yang terbit pada 7 Mei 2010 tersebut bernilai 250 juta dollar AS dengan kupon 11,50 persen.

Pembayaran kupon ini jatuh tempo setiap 7 Mei dan 7 November setiap tahunnya, hingga jatuh waktu obligasi pada 7 Mei 2015. Hitungan kasar, kupon yang harus dibayar BTEL, kemarin, sekitar Rp 163,72 miliar (kurs tengah BI Rp 11.389 per dollar AS).

Sekretaris Perusahaan BTEL, Imanuddin Kencana, mengaku bahwa BTEL telah bernegosiasi dengan para pemegang obligasi untuk merestrukturisasi dan menunda pembayaran kupon obligasi. Upaya ini dilakukan untuk menyelamatkan operasional BTEL.

BTEL menunjuk FTI Consulting untuk menelaah bisnis dan finansial perusahaan. Selain itu, dibentuk juga panitia pengarah(SC) yang terdiri dari konsultan FTI dan perwakilan kreditor untuk membahas penundaan pembayaran bunga obligasi.

"Dengan terbentuknya SC, untuk sementara kami terhindar dari gagal bayar," kata Imanuddin, kemarin. Namun, ia enggan membeberkan detail konsep restrukturisasi obligasi itu. Target BTEL, restrukturisasi sudah berjalan tahun depan.

Bisnis telekomunikasi dengan teknologi CDMA memang tengah surut. Selain BTEL, kinerja operator CDMA lain juga terengah-engah.

Analis AM Capital, Akmad Nurcahyadi, mengatakan, dulu pasar CDMA memang cukup potensial karena menawarkan tarif murah. Namun kini, animo telekomunikasi seluler berbasis global system for mobile communication (GSM) jauh lebih besar ketimbang CDMA lantaran tarif yang kian murah, plus segudang penawaran menarik.

Fadli, analis Net Sekuritas, menambahkan, kinerja perusahaan telekomunikasi berbasis CDMA merosot karena investasi yang cukup besar, tetapi menawarkan tarif murah. Alhasil, pendapatan tak bisa menutup beban perusahaan, apalagi dengan perang tarif yang semakin kompetitif. (Cindy Silviana Sukma)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com