Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh Ancam Mogok Produksi, Ini Tanggapan Apindo

Kompas.com - 18/11/2013, 15:34 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Satu per satu provinsi dan kota telah menetapkan upah minimum. Terakhir, melalui voting, Dewan Pengupahan Kota Bekasi menetapkan upah minimum kota (UMK) 2014 sebesar Rp 2.441.954 per bulan.

"Hasil voting-nya 18:2:2. Suara serikat pekerja memperkuat angka usulan pemerintah," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Bekasi Purnomo Narmiadi. (baca: UMK Bekasi Rp 2.441.954, Depok Rp 2.397.000). Namun, satu dari empat serikat pekerja terbesar di Indonesia yang tergabung dalam Konsolidasi Nasional Gerakan Buruh (KNGB) belum puas dan akan terus melakukan aksi mogok. Hari ini mereka melakukan aksi di sejumlah titik di antaranya DKI Jakarta, Bekasi, Cimahi, dan Karawang.

Menanggapi hal tersebut Ketua Apindo Sofjan Wanandi mengaku tak heran. "Ya, mereka akan bikin demo antara tanggal 18-26 November untuk menekan pemerintah supaya upah minimumnya tinggi-tinggi, itu yang ingin mereka lakukan sekarang," kata Sofjan ditemui Kompas.com di sela-sela CHRO Forum bertajuk "Business and HR Transformation in Facing 2015 Free Trade Competition", yang digelar KompasKarier.com, di Jakarta, Senin (18/11/2013).

Asal tahu, jika tuntutan mereka tak dituruti, massa aksi mengancam akan melakukan mogok produksi. Menanggapi ancaman ini, Sofjan mengatakan, hal tersebut pada akhirnya akan merugikan buruh itu sendiri.

"Kalau mogok produksi ya bagaimana, suatu saat kita ya mesti tutup toko dong," ujar Sofjan.

"Akhirnya mereka ya enggak kerja, kalau kita tutup mereka yang dirugikan. Di mana mereka cari kerjaan sekarang, ya enggak gampang," katanya.

Di sisi lain, ia berharap kepada pemerintah daerah yang belum menentukan upah minimum untuk segera menetapkan sesuai dengan instruksi presiden dan Menakertrans.

"Saya pikir mereka harus tentukan sesuai instruksi presiden, sama instruksi menaker. Kalau enggak negara ini di mana wibawanya, kalau pemerintah pusat sudah tidak didengar pemda karena kepentingan politik setempat, kalau begitu terjadi bubar juga kita lama-lama," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com