Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Ingin WTO Sepakati Subsidi Pertanian 15 Persen

Kompas.com - 26/11/2013, 19:01 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia berharap isu pertanian yang dibawa dalam Paket Bali sukses dalam pembahasan Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization (WTO).

Menteri Pertanian Suswono menuturkan dalam konferensi tersebut bisa menghasilkan kesepakatan agar negara-negara berkembang dan amat terbelakang (Least Development Countries/LDCs) diizinkan memberikan subsidi pertanian hingga 15 persen.

"Sekarang ini masih di bawah 10 persen untuk subsidi petani kita secara umum. Sementara  negara maju 5 persen. Tapi kita ingin dorong sampai 15 persen," kata Suswono ditemui di kantor Kemenko, Jakarta, Selasa (26/11/2013).

Suswono menilai, pemberian subsidi pertanian sebesar 15 persen cukup adil bagi negara berkembang dan LDCs, di mana para petani di negara-negara tersebut tak sekuat petani di negara-negara maju.

Menurutnya lagi, negara-negara maju harus memiliki toleransi terhadap kondisi tersebut. "Negara maju saja masih memberikan subsidi kepada petaninya, dan tentu sudah selayaknya negara berkembang memberikan subsidi lebih besar kepada petaninya yang notabene adalah petani miskin, yang ini memang sesuatu yang harus ada toleransi," jelas politisi PKS itu.

Selain subsidi, Suswono juga mengatakan pemerintah akan memperjuangkan sistem buffer stock sebagai instrumen ketahanan pangan. Menurutnya, hal itu sangat penting. Terlebih lagi, kata dia, bagi negara seperti India yang memiliki populasi besar namun sangat rentan ketersediaan pasokan bahan pokoknya.

"Kita dengan stok Bulog yang sedikit jumlahnya sudah selayaknya perlu ditingkatkan. Tidak perlu ada pembatasan sampai kapan, sepanjang memang ada masyarakat miskin yang membutuhkan pangan yang kuat. Saya kira negara punya kewajiban untuk memenuhi pangan itu," sambungnya lagi.

Ia menambahkan, soal tarif ekspor juga menjadi pokok bahasan yang penting karena menyangkut kepentingan nasional. Sebagaimana diketahui, negara-negara maju menginginkan agar hambatan tarif produk pertanian dihilangkan sama sekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

Whats New
Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com