“Untuk yang dipasang pada mobil, sampai kemarin di kisaran 40.000 yang terpasang. DKI Jakarta itu sebetulnya kita targetkan sampai Desember itu 4 jutaan,” kata Ali kepada Kompas.com, Kamis (28/11/2013).
Ali mengakui, pemasangan alat monitoring bahan bakar minyak itu agak terkendala. Tadinya, Pertamina menargetkan seluruh kendaraan di Jakarta sudah terpasang RFID pada Juli 2013. Namun, kata Ali, PT INTI selaku pelaksana proyek mengalami sejumlah kendala. Diantara kendala yang dihadapi PT INTI yaitu masalah impor peralatan dan juga nilai tukar dollar yang semakin menguat.
“Kemarin PT INTI ada beberapa kendala, sehingga agak mundur (pemasangan RFID). Harusnya Juli sudah (terpasang di seluruh kendaraan) di Jakarta, tapi mundur-mundur, karena kemarin ada beberapa masalah impor peralatannya, kemudian nilai tukar dollar juga menguat, dan itu berdampak pada PT Inti sebagai penyedia sistem ini,” jelas Ali.
Lebih lanjut Ali menjelaskan, pada prinsipnya RFID ini merupakan bentuk akuntabilitas Pertamina kepada pemerintah, dan pemerintah kepada DPR tentang volume BBM subsidi yang sudah disalurkan kepada masyarakat.
Ia juga mengatakan pemasangan RFID secara nasional di lebih dari 90 juta kendaraan bermotor bakal rampung pada pertengahan tahun 2014. “Termasuk kendaraan umum, motor nanti semua juga dipasang. Pokoknya semua yang mngonsumsi BBM subsidi harus dipasang,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.