Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir Muhamad Mundur dari Petronas

Kompas.com - 02/12/2013, 15:26 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad menyatakan telah mengundurkan diri dari jabatan sebagai penasihat perusahaan migas Malaysia, Petronas.

Sebagaimana diberitakan New Straits Times yang dikutip Reuters, Senin (12/2/2013), Mahathir yang telah berusia 88 tahun mengundurkan diri per 1 Desember 2013. Namun demikian, belum ada pernyataan resmi dari mantan PM Malaysia itu maupun dari Petronas sehubungan dengan kabar tersebut.

Sebelumnya, harian The Star memberitakan Mahathir memutuskan untuk turun dari posisi tersebut karena saran dokter. Bulan lalu, Mahathir sempat dirawat di rumah sakit lantaran mengalami infeksi pernafasan. Namun demikian, secara umum kondisi mantan pemimpin Malaysia itu sehat.

Mahathir kerap mengkritik kebijakan pemerintah Malaysia yang dipimpin PM Najib Razak, dan hubungan di antara keduanya merenggang belakangan ini. Hal tersebut salah satunya disebabkan lantaran putra Mahathir, Mukhriz Mahathir, tak terpilih sebagai salah satu dari tiga wakil presiden UMNO.

Mahathir sejauh ini masih memiliki pengaruh yang cukup besar di UMNO. Dalam wawancara dengan Reuters beberapa waktu lalu, dia mengkritik Najib sesaat sebelum pemilihan umum yang dihelat Mei lalu. Dia saat itu menuturkan akan tetap berada di UMNO karena penggantinya kurang layak.

Mahathir memutuskan turun dari jabatan PM Malaysia setelah berkuasa selama 22 tahun. Sesudahnya, dia diangkat sebagai penasihat di Petronas serta di perusahaan mobil Malaysia, Proton.

Sejauh ini, Petronas dikenal sebagai perusahaan Malaysia yang paling efisien dan berhasil menempatkan diri sebagai salah satu pemain di sektor industri energiglobal. Tahun lalu, perusahaan ini membelanjakan dana hingga 5 miliar dollar AS untuk mengambil alih aset aset migas di Kanada.

Namun demikian, di dalam negeri, Petronas menghadapi tekanan agar bisa menyesuaikan diri dengan kondisi sosial dan politik yang terjadi. Hal ini lantaran Petronas menjadi kontributor utama pendapatan pemerintah Malaysia dan menjadi pilar ekonomi negara yang mayoritas adalah etnis Melayu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com