Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Tekstil RI Butuh Waktu 10 Tahun untuk Imbangi China

Kompas.com - 04/12/2013, 17:51 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Industri tekstil Indonesia membutuhkan waktu paling sedikit 10 tahun untuk dapat mengimbangi industri tekstil China.

CEO PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Iwan S Lukminto menjelaskan, saat ini tekstil asal China mendominasi 30 persen produk tekstil di seluruh dunia. Adapun produk tekstil Indonesia hanya menyumbang sekitar 2 persen.

Meskipun demikian, Iwan menyatakan, Indonesia sangat potensial untuk menggenjot produksi tekstil. "Angka 1 persennya industri tekstil China itu sudah besar sekali. Indonesia sangat potensial untuk mengembangkan industri tekstil. Untuk makanan 5 persennya China saja sudah besar. Itu growth yang besar," kata Iwan seusai acara Indonesia Knowledge Forum di Jakarta, Rabu (4/12/2013).

Iwan mengatakan, bukan hal yang mudah untuk mengimbangi industri tekstil China. Selain membutuhkan waktu yang tidak sebentar, ia juga menyebut dukungan pemerintah menjadi salah satu alasan.

"Seimbang sih belum ya. Itu butuh waktu kira-kira minimal 10 tahun. Tergantung kebijakan pemerintah. Kita bertumbuh ini kan tidak sendirian. Pemerintah dan pihak-pihak lain juga turut andil," ujarnya.

Iwan mengungkapkan, pertumbuhan industri tekstil China bisa sangat pesat karena pemerintahnya turut terlibat. "Cepat sekali mereka karena didukung. Di satu sisi ini bagus, namun di sisi lain kurang bagus, karena artifisial. Kalau kita ini kan betul-betul asli pertumbuhannya," ujar dia.

Sritex, kata Iwan, saat ini masih bermain di pasar ekspor. Ia menyebut sebagian besar tekstil produksinya diekspor ke lima benua dunia. "Kita 70 persen ekspor, dalam negerinya hanya 30 persen," kata Iwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

Whats New
Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com