Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adhi Karya Bahas Monorel dengan Jokowi

Kompas.com - 06/12/2013, 06:59 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- PT Adhi Karya (Persero) Tbk masih menunggu peraturan presiden, sebagai dasar hukum pelaksanaan proyek monorel Bekasi Timur-Cawang, Cawang-Cibubur, dan Cawang-Kuningan. Tanpa peraturan presiden, sarana transportasi umum yang diharapkan bisa memangkas waktu tempuh antara Bekasi ke Jakarta itu tidak bisa dikerjakan segera.

Direktur Utama PT Adhi Karya Kiswodarmawan mengemukakan, proyek itu diajukan kepada pemerintah sebagai moda transportasi umum yang merujuk pada kebutuhan masyarakat. Namun, sarana transportasi itu digolongkan sebagai kereta api. ”Proyek public private partnership (kemitraan pemerintah dan swasta) ini bisa menggunakan dua cara, yakni lelang dan penunjukan. Untuk BUMN (badan usaha milik negara) seperti kami, menjadi semacam penunjukan. Boleh dapat penugasan, dalam bentuk perpres (peraturan presiden),” katanya dalam jumpa pers seusai paparan publik di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (5/12/2013).

Monorel ini melalui dua provinsi, sehingga hak konsesi mengelola moda itu harus melalui perpres. Namun, ada cara untuk menyiasati agar proyek tidak tertunda-tunda. Caranya, dengan menggunakan konsesi yang disetujui gubernur di setiap provinsi. Dengan demikian, perlu persetujuan konsesi dari Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Jawa Barat.

Kemarin, Kiswodarmawan bertemu dengan Gubernur DKI Joko Widodo untuk membahas kemungkinan terbitnya konsesi dari Gubernur DKI Jakarta. Belum ada keputusan mengenai strategi ini. Untuk jalur Bekasi Timur-Cawang, perlu investasi sebesar Rp 4 triliun-Rp 5 triliun. Adhi Karya berharap ada bank ataupun konsorsium bank yang memberikan kredit, setidaknya 70-80 persen dari kebutuhan dana tersebut.

Per triwulan III-2013, Adhi Karya membukukan pendapatan Rp 5,6 triliun. Laba bersih Rp 179,763 miliar. Padahal, target pendapatan Adhi Karya pada tahun 2013 sebesar Rp 10,405 triliun. Direktur Keuangan, Inisiatif Strategi, dan Manajemen Risiko PT Adhi Karya Supardi optimistis target itu dapat tercapai.

”Sampai dengan November, pendapatan sudah tercatat Rp 7,9 triliun. Kami yakin sampai dengan akhir tahun bisa tercapai, dengan selesainya proyek properti,” kata Supardi.

Pada tahun 2014, Adhi Karya menargetkan kontrak baru sebesar Rp 21 triliun. Sebanyak Rp 11,9 triliun di antaranya pada konstruksi, dan sisanya pada investasi dan lainnya. (IDR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com