Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Berjaya di Laut

Kompas.com - 10/12/2013, 09:37 WIB


KOMPAS.com -
Indonesia memiliki wilayah laut lebih dari 5 juta kilometer persegi. Tak pelak sebutan negara maritim pun disematkan ke negeri ini. Julukan yang harus mampu dijabarkan dalam perumusan dan pelaksanaan pembangunan di segenap sektor, tak terkecuali industri maritim.

Kerap disinggung bahwa pelaksanaan asas cabotage, yang merujuk Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional, cukup efektif mampu meningkatkan jumlah kapal berbendera Indonesia dari tahun ke tahun.

Kementerian Perindustrian mencatat, sejak terbitnya Inpres No 5/2005, jumlah armada kapal nasional berbendera Indonesia meningkat cukup berarti. Periode 2005-2013, jumlah kapal naik dari sekitar 6.000 unit menjadi 11.500 unit.

Kondisi tersebut ditengarai akan meningkatkan pula kebutuhan komponen dan jasa industri maritim pendukung lainnya. Selain banyak pembangunan armada kapal baru, industri galangan kapal nasional dituntut harus bisa juga merawat dan memperbaiki kapal.

Menteri Perindustrian MS Hidayat, dalam sambutannya pada peresmian kapal penunjang kegiatan lepas pantai jenis aluminium di galangan kapal PT Caputra Mitra Sejati, Merak, Banten, pekan lalu, menegaskan, kemampuan industri maritim nasional harus ditingkatkan

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri maritim nasional. Tak terbantahkan, suatu jenis industri akan mampu tumbuh berkelanjutan di suatu tempat jika ada pasar bagi produk industri tersebut.

Terkait hal ini, menurut Hidayat, perlu ada dorongan bagi pelaku industri pelayaran, pelaku niaga, dan instansi pemerintah pengguna kapal. Mereka harus didorong untuk mempercayai galangan kapal nasional dalam membangun dan mereparasi kapal.

Sebagai perbandingan, industri otomotif jenis kendaraan penumpang dan niaga tumbuh kuat ketika ada pasar besar untuk jenis kendaraan itu. Dengan demikian, perakitan, layanan purnajual, dan pembuatan kendaraan dengan persyaratan kandungan lokal semakin meninggi juga digenjot di dalam negeri.

Pemerintah berpendapat, keberpihakan dan kecintaan pemangku kepentingan untuk menggunakan produk dalam negeri akan mampu mewujudkan cita-cita membangun industri maritim. Dalam hal ini industri maritim yang kuat dan berdaya saing tinggi akan dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Ini sesuatu yang jelas dapat dinalar.

Alangkah membanggakannya saat ribuan armada kapal yang berbendera Indonesia itu sepenuhnya buatan galangan kapal dalam negeri dengan kandungan lokal setinggi mungkin. Bukan kapal berbendera Indonesia, tetapi sejatinya kapal impor.

Patut dicamkan bahwa para leluhur kita pada zamannya sudah membuktikan kepiawaian dalam membuat kapal. Saatnya bagi kita di zaman ini untuk mampu membuktikan bahwa semangat kebaharian nenek moyang itu masih lestari hingga kini dan era nanti. (C Anto Saptowalyono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com