Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Freeport Diminta Bangun Pabrik Smelter di Papua

Kompas.com - 20/12/2013, 09:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kaukus Parlemen Papua di DPR dan DPD RI meminta pemerintah tetap membuka peluang kepada PT Freeport untuk tetap mengekspor hasil galian tambangnya keluar negeri. Tapi dengan syarat, dalam kurun tiga tahun, perusahaan raksasa asal Amerika Serikat ini membangun smelter (pabrik pemurnian) di Tanah Papua.

"Kami kemarin bertemu dengan Serikat Pekerja PT Freeport, nah mereka meminta ada toleransi 3 tahun untuk tetap bisa ekspor dengan syarat, PT Freeport harus bangun Pabrik Smelter (pemurnian) di Papua, tidak boleh di tempat lain," kata Anggota Kaukus Papua DPR dan DPD RI, Robert Joppy Kardinal, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (20/12/2013).

Sebagaimana diketahui, terhitung 12 Januari 2014, pemerintah akan menjalankan Undang-Undang Mineral dan Batu Bara (UU Minerba) Nomor 4 tahun 2009 mengenai larangan ekspor bahan mineral mentah bagi perusahaan tambang yang belum memiliki pabrik pengolahan atau smelter. PT Freeport termasuk perusahaan yang kena imbas kebijakan tersebut.

Robert menjelaskan, Undang-Undang Otonomi Khusus bisa jadi salah satu celah untuk tetap membuka peluang PT Freeport ekspor keluar negeri. Tapi dengan satu syarat, PT Freeport bangun pabrik smelter alias pemurnian di Papua.

Robert yang juga Anggota Komisi IV DPR RI ini menjelaskan,sebenarnya PT Freeport punya pabrik smelter di Gresik. Namun pabrik tersebut hanya mampu mengolah 30 persen hasil mineral tambang yang digali dari sumberdaya alam Papua, sementara sisanya di ekspor.
Karena itu, politisi Golkar ini tidak habis pikir PT Freeport seakan-akan tidak punya kemampuan bangun pabrik pemurnian di Papua. Padahal dari Sorong, Kaimana sampai Fak-Fak itu, gas dan batubara untuk keperluan bahan bakar pabrik tersebut tersedia sangat besar.

"Harga tanah juga lebih murah daripada di Jawa. Kalau perlu kita kasi Pulau kosong, tapi dengan syarat harus bangun pabrik di Papua," ucap Robert.

Politisi Papua lainnya yang tergabung dalam Kaukus ini diantaranya Paskalis Kossay, Agustina Basik-Basik dan Diaz Dwijangge.

Tak hanya itu, dari sisi keuangan pun, Robert yakin PT Freeport sangat mampu bangun pabrik smelter.Toh setiap tahunnya PT Freeport mampu bayar pajak dua miliar dollar Amerika Serikat per tahunnya.

"Ini berarti keuntungannya ada berapa kali lipat dari dua miliar dollar AS itu, tapi kenapa bangun smelter saja tidak bisa. Pemerintah tegas pada Freeport karena ini semata-mata demi masyarakat Papua," katanya.

Politisi Papua Agustina Basik-Basik juga menuntut PT Freeport untuk bangun Kantor Pusat di Papua. Selama ini,kata Agustina, Jayapura cuma dianggap kantor perwakilan sementara kantor pusatnya di Jakarta. Karena itu dia meminta analogi ini dibalik.

"PT Freeport sudah gali sumberdaya alam Papua selama 36 tahun dari tahun 1967, jadi untungnya tidak sedikit. Kami menutut PT Freeport bikin kantor pusat di Timika, atau Jayapura, Jakarta jadi kantor perwakilan.Jadi pusat manajemen harus disini," katanya.

Agustina juga menyayangkan, selama puluhan tahun beroperasi, anak-anak Papua belum ada satu pun yang bisa tebus sampai di level pengambil kebijakan. "Berarti ada kesalahan manajemen atau ketidakpedulian pada masyarakat Papua, artinya mereka cuma mau keruk alam di sana," katanya.

Sementara itu, Ketua Kaukus Parlemen Papua, Paskalis Kosay menambahkan sebenarnya pihaknya sudah punya 11 tuntutan kepada pemerintah pusat dan PT Freeport, di antaranya, menuntut keberadaan kantor pusat di Papua, President Direktur sudah saatnya menempatkan orang Papua, Penyertaan saham pemrintah daerah, peninjauan ulang kontrak karya, pelibatan masyarakat adat, dan lainnya termasuk membangun pabrik pemurnian di Papua.

"Tuntutan ini akan kami sampaikan dalam bentuk surat baik ke pemerintah pusat dan pemilik modal agar tuntutan masyarakat Papua ini disikapi," ujarnya. (Hasanudin Aco)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com