Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Mineral Mentah DIhentikan, PAD Kolaka Utara Anjlok

Kompas.com - 05/02/2014, 15:34 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis


KOLAKA, KOMPAS.com - Sejak diberlakukannya larangan ekspor bahan mineral mentah, pendapatan asli daerah Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara tercatat turun drastis hingga 80 persen.

“Apalagi Kolaka Utara ini memang sejak beberapa tahun terakhir mengandalkan PAD dari sektor tambang, terutama tambang bahan baku nikel. Penurunannya itu lebih dari 80 persen. Di tahun 2013 lalu sebelum aturan ini berlaku itu, PAD kami bisa mencapai Rp 62 miliar. Di tahun ini akan turun hingga 80 persen,” ucap Nur Rahman, Kadis Pertambangan Kolaka Utara, Rabu (05/02/2014).

Dia menambahkan, terhentinya aktifitas tambang di Kolaka Utara akan mempengaruhi sejumlah kegiatan yang telah diprogramkan. “Dampaknya juga terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah kita rencanakan. Pasti akan banyak item kegiatan yang terhenti karena kekurangan dana,” jelasnya.

Dia mencontohkan, pada tahun 2012 lalu PAD dari sektor tambang mampu meraup hingga Rp 45 milyar dari target yang ditetapkan Rp 37 milyar.

“Saya berharap dari sektor pertambangan semoga ada regulasi yang kembali mengatur jalannya perusahaan tambang sambil berusaha untuk membangun pabrik. Karena seketika ini pula diterapkannya aturan baru itu maka sektor tambang berhenti dengan sendirinya pada tahun anggaran ini,” jelasnya.

Di Kolaka Utara terdapat sejumlah titik pertambangan bahan baku nikel, antara lain di Desa Totallang. Pemerintah setempat juga mengklaim hal ini ikut berdampak langsung kepada masyarakat yang bermukim disekitar lokasi tambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Whats New
Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com