Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Maskapai Siap Ambil Alih Rute Merpati

Kompas.com - 11/02/2014, 09:32 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com —
Tak lama berselang dari pengumuman penawaran 19 rute di Indonesia Timur milik maskapai Merpati Nusantara Airlines yang dibekukan Kementerian Perhubungan, sejumlah maskapai menyatakan kesiapannya untuk melakukan pengambilalihan. Baik maskapai pelat merah atau maskapai swasta sama-sama menyatakan minatnya untuk mengoperasikan rute-rute tersebut dengan armada yang dimilikinya.

Sebut saja, maskapai penerbangan perintis Susi Air. Susi Pujiastuti, pemilik maskapai tersebut mengaku siap saja mengoperasikan rute yang ditinggalkan Merpati asalkan bisa ditempuh menggunakan pesawat bermesin ganda yang dimilikinya. Namun sayangnya, ia belum bisa memastikan rute mana saja yang akan diambilnya tersebut karena belum mengetahui detail rute yang ditawarkan.

"Saya belum lihat peta, tapi yang jelas Susi Air siap ambil asal rute itu tidak diterbangkan dengan Boeing dan MA-60," tegasnya.

Hal tak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Direktur Utama PT Citilink Indonesia, Arif Wibowo. Menurutnya, ia sudah mengakukan permohonan untuk mengambil alih rute milik Merpati. Hanya, ia merahasiakan rute yang diincarnya tersebut. Arif hanya mengisyaratkan perusahaannya tertarik dengan rute Merpati di Indonesia Timur seperti Papua dan Makassar.

Sedangkan maskapai pelat merah Garuda Indonesia masih belum bisa memberikan kepastian pengambilalihan rute Merpati. Menurut Emirsyah Satar, sebagai perusahaan Tbk perusahaannya akan melakukan suatu aksi korporasi jika hal itu bisa meningkatkan keuntungan.

"Tentunya kalau bisa dilayani oleh ATR kita atau pesawat kita, kita bisa melakukan," imbuhnya.

Sebelum menutup operasi, Merpati mengoperasikan 62 rute penerbangan. Namun hanya 19 rute penerbangan yang ditawarkan ke maskapai lain. Rute-rute tersebut meliputi Ambon-Labuha, Bade-Merauke, Biak-Sorong, Bima-Makassar, Ende-Saumlaki, Ewer-Merauke, Jayapura-Tanah Merah, Kepi-Merauke, Labuan Bajo-Maumere, Makassar-Maumere, Makassar-Merauke, Makassar-Selayar, Manado-Palu, Merauke-Tanah Merah, Merauke-Wanam, Moananami-Nabire, Mulia-Nabire, Sorong-Timika, dan Gebe-Ternate.

Meski telah ditutup, tetapi jumlah utang milik Merpati masih terus bertambah. Hingga hari ini diketahui jumlah utang perusahaan meningkat dari Rp 6,7 triliun menjadi Rp 7,3 triliun.

Nilai terbesat utang tersebut berada pada pemerintah dan BUMN. Rinciannya, utangnya pada pemerintah sendiri dalam bentuk Subsidiary Loan Agreement sebesar Rp 2,4 triliun, utang kepada BUMN lain sebesar Rp 2,7 triliun, utang pajak Rp 873 miliar, utang ke pihak swasta Rp 1,01 triliun, utang kepada karyawan dan dana pensiun Rp 282 miliar, dan utang ke pemda Rp 62 miliar. (RR Putri Werdiningsih)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com