Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerimaan Pajak Januari 6,44 Persen dari Target

Kompas.com - 13/02/2014, 11:15 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pemerintah menggeber kinerjanya sejak awal tahun. Buktinya, realisasi kinerja pada sebulan pertama tahun ini meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu.

Wajar saja, tahun ini ada hajatan besar, yakni pemilihan umum (pemilu) yang bakal menyedot biaya besar dan menyita banyak waktu dan tenaga. Jika tidak fokus bekerja sejak awal tahun, banyak program kegiatan yang akan terbengkalai.

Kementerian Keuangan mencatat penerimaan negara sepanjang Januari 2014 sudah terkumpul Rp 91,46 triliun atau 5,5 persen dari target di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014. Jika dibandingkan dengan periode sama setahun lalu, realisasi pendapatan naik 4,9 persen.

Yang menarik, pada periode ini realisasi belanja negara melesat Rp 96,84 triliun. Walhasil sudah terjadi defisit anggaran Rp 5,38 triliun.

Salah satu penyumbang melesatnya pendapatan adalah moncernya kinerja penerimaan pajak. Realisasi penerimaan pajak periode ini capai Rp 71,52 triliun atau 6,44 persen dari target sebesar Rp 1.110,19 triliun. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan setahun sebelumnya hanya Rp 56,8 triliun atau 5,45 persen dari target.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak, Fuad Rahmany menjelaskan ada dua kemungkinan penyebab kenaikan realisasi penerimaan pajak.

Pertama, Desember 2013 kemarin banyak perusahaan yang kesulitan likuiditas. Itu karena pengeluaran perusahaan pada akhir tahun melonjak sehingga pembayaran pajak tertunda ke awal tahun. "Meskipun mereka akan terkena denda (keterlambatan) 2 persen per bulan," tandas Fuad, Rabu (12/2/2014).

Kemungkinan kedua adalah nilai tukar rupiah yang stabil di level 12.000 membuat perusahaan kembali aktif impor. Oleh karenanya, nilai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) impor yang diperkirakan melonjak pada awal tahun ini.

Namun seorang pegawai pajak kepada KONTAN membisikkan, penerimaan awal tahun lebih cepat karena target tiap pegawai dibuat berdasarkan kuartal. Metode ini beda dengan tahun-tahun sebelumnya yang menumpuk setoran pajak di awal tahun.

Selain penerimaan pajak, pada awal tahun ini Kementerian Keuangan juga menggenjot penerbitan surat utang. Sampai awal Februari penerbitan surat utang sudah mencapai Rp 80,95 triliun atau 39,5 persen dari target 2014 sebesar Rp 205,07 triliun.

"Pemerintah memang gencar berutang pada awal tahun, karena tahun ini penuh dengan ketidakpastian," terang Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani.

Ekonom Standard Chartered Eric Sugandi berpendapat strategi front loading atau penarikan utang pada awal tahun sangat tepat. Pasalnya, tahun ini ada risiko politik dalam negeri dan ada kenaikan suku bunga yang lebih tinggi di negara-negara emerging market.

Salah satunya Turki yang sudah menaikkan suku bunganya menjadi 4,25 persen. Artinya, akan terjadi perebutan dana di pasar uang global. (Margareta Engge Kharismawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com